"Kehujanan dan kepanasan sudah menjadi hal biasa bagi kami dijalanan. Adakalanya saat hujan mengguyur baju kami harus basah kuyup, sehingga harus tidur dengan menggigil" ~ungkap Ibu Surtikah

Inilah kisah yang menyayat hati dari salah satu keluarga pemulung yang bernama Ibu Sartikah (41 tahun) Yang harus hidup dijalanan dan berpindah-pindah bersama putri tercintanya Zeline Zakeisa Naura 

Saat hujan mengguyur kebasahan menjadi hal biasa bagi mereka, langit menjadi atap rumah mereka dan roda menjadi dinding terbaik untuk melindungi anaknya dari angin malam.

Disaat kebanyakan anak-anak seusianya menikmati masa pertumbuhan dengan beragam permainan yang dimilikinya. Tidak dengan Zeline yang harus menghadapi kerasnya hidup dijalanan.

Perihnya perut dan rasa haus senantiasa mengisi hari-harinya. Lelah dan keringatnya terus bercucuran dari tubuh mungilnya sambil mengorek-ngorek tumpukan sampah.

Tak ada pilihan lain selain menemani ibu tercinta agar perutnya bisa terisi pada hari ini. Menemukan mainan bekas saja bagi Zeline sudah cukup untuk menjadi teman bermain selama hidup dijalanan.

Ditengah keterbatasannya menjalani hidup dijalanan, ibu Surtikah ingin sekali menyekolahkan anaknya.

"Kasian Zeline kalau dijalan lihat anak-anak seusianya pakai seragam sekolah, suka memandanginya terus sambil berkata, ibu aku pengen sekolah." ~ungkap ibu surtikah dengan berkaca-kaca

"Bahkan saat malam hari Zeline juga suka nangis karena kedinginan. Mau ngontrak rumah uang dari mana, jangankan untuk mengontrak rumah, untuk makan sehari-hari pun kadang jarang dapat uang. Kadang menemukan makanan ditempat sampah sudah alhamdulillah." ~lanjutnya lagi

#TemanBaik, ibu Surtikah hanya satu dari sekian banyak pemulung yang saat ini sedang berjuang bersama Zeline zakeisa Naura putri tercintanya yang ingin menyekolahkan putri tercintanya. Kita bisa meringankan beban ibu sartikah untuk menyekolahkan putri tercintanya dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki.