Patungan, Bantu Marbot Yatim Piatu Ingin Sekolah
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Ingin sekolah, Marbot Cilik yatim-piatu terpaksa tinggal menumpang di masjid dan bekerja apa saja demi bertahan hidup.
Namaku Ridwan, usiaku saat ini 14 tahun. Aku menjadi marbot masjid sejak tiga tahun yang lalu. Setelah kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan dan sakit. Aku tinggal di masjid dan menjadi marbot atas kesepakatan warga.
Hal itu karena orang tuaku tak memiliki tempat tinggal sendiri, sedangkan untuk tinggal di tempat kontrakan orang tuaku dulu aku juga tidak mampu. Pendidikan ku juga seketika terhenti karena aku tak terlalu paham apa yang harus aku lakukan pada saat itu.
Pikiranku masih tak mampu mencerna apa yang terjadi pada diriku. Yang aku bisa hanya menangisi kepergian kedua orang tuaku. Setelah melaksanakan tahajud, mataku belum mampu terpejam.
Lantai tempatku berbaring kian menusuk dengan rasa dingin yang kian akrab. Terbersit bayang yang mulai samar dari kedua orang tuaku yang telah lama pergi. Alas tidur tipis menemani kesendirian ku yang berusaha mengingat kembali wajah kedua orang tuaku.
Akupun teringat adik kecilku Meyka (11) yang terpaksa di titipkan di pesantren putri dan terpaksa putus sekolah juga. Padahal ia seharunya sudah kelas 5 sekolah dasar.
Tak terasa air mata mulai menetes perlahan dari kedua mataku. Terasa sesak dadaku, jujur terkadang ada rasa iri saat melihat mereka yang memiliki orang tua yang mendampingi. Begitu pula saat aku melihat mereka yang mengenakan seragam sekolah bersama teman-temannya tertawa bahagia. Aku hanya bisa menatap mereka dari kejauhan.
Keseharianku aku isi dengan membersihkan masjid, mengaji, adzan dan membantu warga sekitar masjid agar aku bisa tetap bertahan untuk tetap menjalani hidup. Saat subuh menjelang, aku bergegas melantunkan ayat suci Al-Qur’an yang aku bisa. Setelah pagi aku segera membersihkan sekitar masjid agar tetap nyaman bagi jamaah yang datang.
Setelah selesai aku membantu beberapa warung untuk membereskan dagangan. Terkadang aku juga membantu melipat dan mengepak pakaian di salah satu warga yang mempunyai konveksi. Setelahnya aku terkadang memberi makan ternak warga di sini dan juga membersihkan rumah-rumah warga jika diminta. Tak jarang juga ada yang memintaku membersihkan kendaraan mereka.
Tanganku dan tubuhku terkadang terasa sakit, namun aku tak pernah mengeluh dan menceritakan semua perasaan dan keadaanku pada orang lain. Karena aku sudah sangat bersyukur mereka mau menerima diriku.
Yang bisa aku lakukan hanya menahan dan menyembunyikan rasa sakit itu dengan senyuman dalam diamku. Aku juga tak pernah menuntut apa yang bisa aku makan. Bagiku selama aku bisa mengganjal perutku, aku sudah merasa tenang. Karena itulah aku tak pernah memikirkan apa yang aku kenakan.
Tak banyak pakaian yang aku miliki. Semua adalah pakaian bekas yang merupakan pemberian dari warga. Untuk menghibur hatiku, terkadang aku berfikir jika aku masih lebih beruntung masih sedikit merasakan kasih sayang dari kedua orang tua ku dibandingkan dengan adik Perempuan ku.
Aku terpaksa terpisah dengan adik perempuanku, karena dia saat ini tinggal di pesantren putri yang cukup jauh dari masjid tempat aku bernaung. Aku sudah lama berhenti mengenyam pendidikanku, karena saat ini aku bahkan tak berani bermimpi untuk kembali bersekolah lagi. Meskipun jauh di lubuk hatiku keinginan itu masih ada.
Tak banyak perubahan dalam keseharianku. Aku hanya berusaha tetap bersyukur menjalani kehidupan walau tanpa ada mereka di sampingku. Terkadang ada rasa rindu yang tak mampu ku tahan saat aku datang mengunjungi tempat peristirahatan mereka. Namun aku hanya bisa berusaha tegar.
Tak banyak keinginanku. Semoga saja suatu saat nanti aku dan adiku dapat kembali bersekolah dan meraih cita-cita kami.
Insan baik, maukah menjadi kakak asuh untuk Ridwan dan Meyka dan mewujudkan mimpinya untuk kembali bersekolah dan memiliki tempat tinggal yang lebih layak. Serta mewujudkan mimpi-mimpi mereka.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk segala kebutuhan keluarga Ridwan, terutama untuk biaya pendidikan Ridwan dan adiknya. Juga akan digunakan oleh penerima manfaat lainnya serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan dan pendampingan yayasan Amal baik insani.
Patungan, Bantu Marbot Yatim Piatu Ingin Sekolah
terkumpul dari target Rp 100.000.000