Bantu Sekolah Anak Disabilitas dan Modal Usaha Dhuafa
terkumpul dari target Rp 85.000.000
"Kalo liat orang pergi sekolah, Yana suka bergegas pakai tas dan tepuk tangan kegirangan. Dulu waktu kakaknya masih sekolah suka ikut kakaknya sampai pinggir jalan."
Yana adalah seorang remaja berusia 18 tahun namun perilakunya masih seperti balita, bahkan tidak bisa bicara dan sulit diajak berkomunikasi. Semua aktifitasnya juga harus dibantu kedua orang tuanya.
Saat usianya 1 tahun, Yana jatuh dan mengalami kejang. Kondisi ekonomi keluarga membuat Yana tidak dibawa ke rumah sakit. Sejak saat itu Yana sering kejang dan hanya fisiknya saja yang berkembang, namun kecerdasan dan interaksinya lambat sekali.
Keterbatasan ekonomi memaksa Yana tidak pernah sekolah dan kakaknya putus sekolah di kelas 5 SD. Keluarga mereka juga tinggal di gubuk keropos dan lapuk, serta bocor di mana-mana.
Ayah Yana, Pak Deni adalah seorang kuli bangunan serabutan dengan penghasilan tak tentu, bahkan untuk makan sehari-hari pun sulit. Ibu Nining pun mengisahkan, seringkali mereka hanya makan rebusan daun singkong tanpa nasi.
"Dulu saya sama putra sulung pernah jualan jajanan keliling, meski ga banyak Alhamdulillah cukup buat makan. Tapi sejak ada covid, usaha saya bangkrut dan modal juga abis, akhirnya cuma bisa kerja bantu-bantu jadi kuli bangunan. Itu juga belum tentu setiap minggu ada," ungkap Pak Deni.
Insan Baik, yuk bantu keluarga dhuafa ini. Mereka hidup serba kekurangan dan terbatas. Temani perjuangan Yana untuk bisa sekolah ke SLB dan modal usaha untuk Pak Yadi!
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pengobatan dan sekolah Yana, renovasi gubuk, dan modal usaha. Jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk penerima manfaat dan program sosial kemanusiaan lainnya di bawah pendampingan Yayasan Amal Baik Insani.
Bantu Sekolah Anak Disabilitas dan Modal Usaha Dhuafa
terkumpul dari target Rp 85.000.000