Kisah Guru Difabel Mengajar 40 Anak Di Tengah Hutan
terkumpul dari target Rp 135.000.000
PERJUANGAN BU GURU MENGAJAR 40 ANAK SD DI “TENGAH HUTAN
Bu yani bercerita, lebih banyak kisah duka yang terjadi selama 5 tahun mengajar di SD Jaya Harapan ini.
Itu karena perjalanan yang dilalui Bu Yani sepanjang 3 km sangat berbahaya. Diantaranya tanah longsor, berlumpur, penuh kerikil, tanjakan dan turunan yang curam serta menyebrangi sungai.
Saat musim hujan datang, murid-murid kerap kali di liburkan sekolahnya, karena Bu Yani tak bisa memaksakan berangkat, Bu Yani takut nyawanya menjadi korban karena hutan yang dilaluinya seringkali longsor serta air sungai menaik dan deras.
“Hampir semua anak disini adalah mereka yang orang tuanya pra sejahtera, miskin. Tak sedikit yang yatim. Untuk makan saja mereka sering kebingungan, tapi semangat untuk belajar dan sekolahnya bikin hati saya meringis..” Ucap Bu Yani
Saat kami berkunjung pun, bangunan SD Jaya Harapan ini jauh dari kata layak. 40 Murid kelas 1-6 ditumpuk dalam 2 ruangan seadanya. Lantainya hanya tanah yang dilapisi karpet tipis. Bangkunya hanya ada 6, 1 meja di duduki oleh 3 orang berdesakan. Bahkan tak ada tembok pelindung. Sedihnya warga disana pun kerap kali berkata bangunannya seperti “Kandang” dibanding sekolah.
Salutnya lagi Bu Yani seringkali membuatkan seragam muridnya dengan tangannya sendiri bahkan semalaman penuh, demi murid yang tak bisa membeli seragam karena keterbatasan ekonomi.
Gaji tak seberapa namun Bu Yani sering korbankan uang pribadinya itu untuk sekadar membeli kapur, buku tulis, papan tulis, dan lainnya. Padahal jika dilihat kondisi ekonomi Bu Yani pun sebenarnya kekurangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi Bu Yani menjadi sosok ibu sekaligus kepala keluarga bagi kedua anaknya.
“Kalau tak punya uang, saya masih punya mulut yang bisa berbicara. Saya andalkan lisan saya. Gimana pun caranya mereka harus tetap belajar.” Ucap sosok guru hebat
Orang baik, bu yani dan murid disini berhak mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak. Maukah bantu perjuangan bu yani untuk mewujudkan mimpi muridnya di pelosok indonesia?
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Kisah Guru Difabel Mengajar 40 Anak Di Tengah Hutan
terkumpul dari target Rp 135.000.000