Jeritan Anak Yatim Di Gubuk Reyot
terkumpul dari target Rp 86.500.000
"Kalau hujan lantai tanah rumah kami tergenang air dan licin. Atap bocor di mana-mana sehingga pakaian dan tempat tidur basah kuyup." ungkap Bu Rokayah sambil memeluk Susanti anak bungsunya.
Bu Rokayah (37 tahun) dan ketiga anaknya yaitu sunarti (19 tahun), Nopi (9 tahun),dan Susanti (2 tahun) terpaksa tidur di gubuk tua berlantai tanah yang sulit untuk layak disebut rumah. Dindingnya terbuat dari kayu dan bilik yang sudah rapuh termakan usia.
Keluarga yatim itu bertahan dengan mengandalkan upah sang ibu sebagai kuli tandur di ladang dengan penghasilan Rp50.000 setiap kali ada yang menyuruhnya ke kebun. Namun jika tidak ada yang menyuruhnya ke kebun, mereka harus mencari ubi agar perut mereka semua bisa terisi.
Jika hujan besar disertai angin datang, mereka semua harus ikut berteduh dirumah tetangga untuk sementara waktu. Mereka khawatir rumah yang ditinggalinya rubuh menimpa mereka karena sudah terlihat miring hendak roboh. Tangisan anak-anak yatim pun terdengar di pojokan teras rumah tetangganya.
Sahabat, begitu besar keinginan ketiga anak yatim ini untuk memiliki rumah yang layak untuk ditinggali. Kita bisa menemani mereka untuk mewujudkan mimpinya agar tangisan mereka reda dengan klik DONASI SEKARANG dan menyabarkan kisah ini agar lebih banyak sahabat yang membantu.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk merenovasi rumah ketiga anak yatim agar bisa tinggal ditempat yang lebih layak. Selain itu akan digunakan untuk penerima manfaat lainnya dibawah naungan yayasan sinergi kebaikan ummat.
Jeritan Anak Yatim Di Gubuk Reyot
terkumpul dari target Rp 86.500.000