Bangun Warung Impian Petani
terkumpul dari target Rp 65.000.000
Dalam kondisi Down Syndrome yang dialaminya sejak lahir, Yogi (28) selalu ikut kedua orang tuanya berladang demi sesuap nasi.
Mak Aisah (64) menceritakan bahwa Yogi tidak bisa ditinggal sendirian di rumah karena kondisinya. Padahal jalan menuju ladang harus menuruni tebing curam dan jurang, jalanan terjal, hingga jarak yang berkilo-kilo meter.
Hasil dari berladang hanya beras dan sedikit sayuran untuk dikonsumsi, itupun harus menunggu 3 – 4 bulan. Sayangnya, ladang yang mereka garap pun hanya sewa yang sewaktu-waktu bisa diputus oleh pemiliknya.
Abah Handi (65) sebetulnya dapat uang pensiunan dari pekerjaan sebelumnya di perusahaan perkebunan, namun hanya mendapatkan Rp170.000 per bulan. Tentu sangat jauh dari kata cukup.
"Boro-boro bisa ngejual, buat di makan sendiri juga seringnya ga cukup apalagi tenaga Abah makin berkurang jadi hasil dari lahan yang sanggup digarap juga sedikit. Belum lagi kalo gagal panen terpaksa mengandalkan pemberian dari tetangga dan kerabat," ungkap Abah Handi.
Usia semakin tua, Mak Aisah dan Abah Handi pun sudah mulai sakit-sakitan. Setiap hari harus berjalan ke ladang bukan hal yang mudah bagi mereka.
Yuk bangun warung kecil-kecilan di rumah Mak Aisah dan Abah Handi agar ekonomi mereka pun lebih baik!
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha dan kebutuhan lainnya. Donasi juga akan digunakan oleh penerima manfaat lain dan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Amal Baik Insani.
Bangun Warung Impian Petani
terkumpul dari target Rp 65.000.000