Tanpa alat bantu jalan yang layak, Pak Syafii berjalan tertatih-tatih sambil membawa dagangannya. Dia berharap hari ini ada sedikit rezeki dapat dibawa pulang bukan malah hinaan atau ditipu uang palsu seperti hari-hari kemarin. 

 

Namanya Pak Syafii, usianya 52 tahun. Dia mengalami cacat kaki dari usia 6 tahun. Dulu waktu masih kecil, dia mengalami kecelakaan saat berangkat sekolah sampai mengharuskan kakinya diamputasi. 

“Masa kecil saya lalui dengan menjadi korban bully karena saya gak punya kaki. Sampai sekarang pun saya merasa diasingkan oleh tetangga”, cerita Pak Syafii.

Meskipun kondisinya terbatas, Pak Syafii memanfaatkan tongkat besi penuh karatan sebagai alat bantu jalan. Setiap hari, dia berjalan pelan-pelan dengan membawa karung bekas dan sandal, berharap pulang bisa membawa Rp 10.000 sampai Rp 30.000.

Namun apa yang diharapkan tidak selalu terwujud. Pak Syafii sering dijadikan bahan ejekan orang-orang, ada saja momen dimana dia dijahili saat jualan.

Sandal dan terpal jualannya itu kadang diambil dan dibawa kabur tanpa dibayar, ada juga dimana orang membayar dengan uang palsu. Orang-orang jahil karena tau Pak Syafii tak bisa lari. Sehingga hampir tiap hari dia pulang dengan tangan kosong.

Penghasilan tak pasti setiap hari yang menuntut Pak Syafii perlu kerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi dia sudah 3 bulan terakhir gagal membayar sewa kontrakan.

“Sudah ada peringatan dari pemilik kontrakannya, mas. Kalau saya gak bayar lagi, saya dan keluarga diusir”, lanjutnya.

Tekanannya semakin bertambah karena ketika berjualan di pasar, Pak Syafii kerap diusir karena menumpang di depan ruko milik orang lain. Mau sewa ruko di pasar pun mustahil, bisa makan saja sudah bersyukur.

 

Maukah #TemanBerbagi memberikan semangat untuk Pak Syafii? Kamu juga bisa berdonasi untuk membantu melayakkan hidupnya dengan cara Klik tombol “DONASI SEKARANG”;