Tidur Beralaskan Sampah Bantu Pak Tuskaya Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 50.000.000
“Srak... srak...” suara itu seolah mengiringi setiap langkah kami saat memasuki sebuah rumah tak berpintu, sampah berserakan di atas lantai tanah yang diiringi bau tak sedap, dinding yang kotor di penuhi juga oleh sampah dan pakaian bekas yang terlihat compang camping, atap yang tampak terlihat jelas tanpa langit-langit menunjukan betapa usia bangunan tersebut sudah cukup tua dan hampir roboh.
Di salah satu sudut ruangan terlihat seorang laki-laki tua tampak berpakaian lusuh dengan rambut putih panjang yang mengurai tak beraturan, Ia tengah duduk dengan kedua lutut di dadanya sembari memakan roti sisa yang ia ambil dari tumpukan sampah di sekitarnya. Tampaknya bau tak sedap telah menjadi hal biasa baginya saat menyantap roti yang ia genggam, pandangannya tajam tertuju kepada kami saat melihat kami memasuki ruangan itu.
Saat kami mengira ia akan marah dan mengusir kami, saat itulah ia tesenyum dan menyapa kami dengan ramah sembari memperkenalkan dirinya. Tuskaya (58) itulah nama lelaki tua ini, rumah yang penuh sampah dan hampir roboh ini adalah tempat tinggalnya.
Pekerjaannya sebagai pemulung memaksanya menyimpan semua sampah itu di dalam rumahnya agar ia tak mengganggu kenyamanan orang di sekitarnya, tentu saja hal itu ia lakukan karena rumah tua itu adalah satu-satunya tempat yang ia miliki. Hal itulah yang membuat tetangga di sekitarnya beranggapan bahwa Pak Tuskaya memiliki gangguan kejiwaan, namun setelah kami coba berbicara dengannya ternyata ia paham akan apa yang ia lakukan dan resiko dari hal tersebut, Ia juga mengatakan bahwa ia ingin hidup sama seperti orang lain, ia juga ingin hidup sehat dan bisa makan enak.
Namun apalah daya keadaan membawanya dalam situasi yang seperti ini, Ia tak lagi perduli akan pandangan orang lain, selama ia tak mengganggu dan merugikan mereka secara tidak langsung.
Pak Tuskaya benar-benar mengandalkan sampah sebagai sumber kehidupannya, ia terkadang makan dan minum dari makanan dan minuman bekas sisa orang lain yang ia temukan di tumpukan sampah.
Hal itu ia lakukan agar ia bisa sedikit menekan pengeluarannya untuk sekedar menyimpan uang yang ia dapat dari penjualan sampah-sampah itu, Ia mencoba untuk mengumpulkan uang agar ia bisa suatu saat memperbaiki rumah tempat ia tinggal saat ini.
Penghasilan dari menjual sampah itu tak seberapa dan tak menentu, itulah mengapa ia memutuskan untuk sebisa mungkin menekan pengeluarannya, Pak Tuskaya berharap suatu saat nanti ia bisa memperbaiki kondisi rumah dan perekonomiannya dengan membuat usaha lain yang bisa ia lakukan, namun untuk saat ini ia belum mempunyai rencana yang pasti untuk mewujudkan mimpinya itu.
Pak Tuskaya saat ini hidup seorang diri, ia tak berani bermimpi untuk mendapatkan pendamping hidup dengan kondisinya yang ia rasa tidak mungkin ia bisa mendapatkan seorang pendamping hidup. Kehidupan yang ia jalani ia lalui seorang diri, ia tak perduli akan kondisi cuaca saat ia pergi mengais sampah.
Terkadang ia mengais sampah dalam kondisi tubuh yang sedang sakit, baik saat cuaca hujan ataupun panas, semua itu ia lakukan agar ia bisa bertahan dalam menjalani kerasnya kehidupan ini.
Insan Baik, kondisi lingkungan tempat tinggal Pak Tuskaya saat ini tentu bisa sangat berbahaya terhadap kesehatan tubuhnya. Mari bantu Pak Tuskaya mweujudkan mimpinya memiliki usaha dan tempa tinggal yang layak, agar beliau mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari kondisinya saat ini,
Uluran tangan dan bantuan yang kita berikan akan sangat berarti bagi kehidupan yang beliau jalani, Semoga apa yang kita berikan akan membawa manfaat di dunia dan akhirat nanti untuk kita semua.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk bedah rumah dan modal usaha. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat lainnya serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan dibawah naungan dan pendampingan Yayasan Amal Baik Insani.
Tidur Beralaskan Sampah Bantu Pak Tuskaya Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 50.000.000