Bantu Juna Lawan Kanker Mata
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Awalnya setelah melahirkan juna, semua nampak seperti bayi normal pada umumnya. Sampai pada 4 hari juna pulang dari RS, keluarga bilang bahwa mata juna nampak bersinar seperti “mata kucing” Dan setelah saya cek ke klinik ramata kata dokter spealis juna di vonis penyakit “retinoblastoma” atau di sebut kanker mata.
Saat ini, kanker mata yang saya pikir hanya cuma buta tidak melihat tetapi malah mebengkak dan besar di area wajah/mata. Ternyata stelah dilakukan pemeriksaan sumsum tulang belakan(BMP) dan cairan di otak, disana di jelaskan bahwa kanker sudah menjalar ke sumsum tulang belakang. Kondisi juna saat ini masih menunggu untuk operasi enukleasi (pangangkatan bola mata) yang akan di lakuakan stelah kemoterapi selesai selama 12 siklus( dua minggu sekali)
Kondisi mata juna bengkak, sehingga dokter menyarankan untuk kemoterapi agar mata juna tidak semakin membesar sehingga menyulitkan untuk dilakukan operasi. Saat ini, juna sudah menjalankan siklus kemoterapi yang ke tiga pertengahan November kemarin. Dan saat setelah pulang dari rsup sanglah denpasar kondisi juna melemah, deman, mual muntah serta batuk pilek karna efek kemoterapi.
Ibu juna, hanya seorang ibu rumah tangga. Sedangkan kami (ayah) orangtua juna karyawan swasta dengan gaji dibawah UMK, ke dua kakaknya juna masih kecil harus sering ditinggal karena ibu dan kami(ayah) lebih sering mengantar juna untuk ke RSUP sanglah denpasar.
Semenjak dinyatakan kanker mata, juna tidak boleh melakukan vaksin/ imunisasi layaknya anak pada umumn ya. Apalagi saat melakukan kemoterapi juna kekurangan darah merah 4 kantong dan darah putih 2 kantong, dokter menyarankan cari orang yang mau medonorkan darahnya apalagi sekarang situasi pamdemi mana mau orangnya datang ke RS donor darahnya. Kami sempat bingung dan dapat saran dari keluarga kami disuruh minta bantuan sama PMI gerindra akhirnya juna bisa memasukan darah dan melakukan kemoterapi.
Biaya yang dibutuhkan 50 juta, untuk pembuatan bola mata palsu (protesa) dan untuk biaya hidup selama rawat inap dan rawat jalan di RS serta transportasi laut penyebrangan dari pelabuhan sampalan (nusa penida) ke pelabuhan br. Bias kusamba ( klungkung) selama juna berobat. (Apalagi saat setelah kemoterapi) kondisi juna yang rentan terkena virus/bakteri saat naik speed boat penumpang umum banyak.
Juna sangat membutuhkan biaya untuk kelangsungan hidupnya. Karena untuk sembuh dari kanker, pengobatan sangat sering untuk ke RSUP SANGLAH DENPASAR untuk rawat jalan dan rawat inap. Saya dan keluarga sudah berupaya penuh dari 5,5 bulan saat juna sakit untuk membawa juna ke RSUP sanglah denpasar. Karena saat ini juna rawat jalan bisa 2-3 kali dalam seminggu, sudah saya upayakan seluruh biaya untuk membawa juna sembuh.
Doa kami sebagai orang tua, doa kami sebagai keluarga besar. Smoga juna bisa tumbuh dan idup layaknya anak sehat pada umumnya, walaupun kami tau bahwa kedua matanya juna sudah tidak bisa melihat dan akan diangkat bola matanya. Namun besar harapan kami juna bisa ceria menerima keadaan pada dirinya..