Pahala Terus Mengalir, Bahagiakan Lansia Dhuafa Dihari Tua
terkumpul dari target Rp 200.000.000
Tidak semua lansia memiliki hidup layak di masa tua nya, banyak diantara mereka yang hidup serba kekurangan. Bahkan untuk sekedar makan saja mereka harus berjuang cari nafkah.
Story Mbah Kaliyem
Mbah Kaliyem (84), Mbah Kaliyem Perbaiki Payung untuk Bertahan Hidup di Masa Tuanya.
Sehari - hari mbah hanya bisa makan sepiring nasi dengan rebusan daun salam yang dibumbui sebagai lauknya. Itu pun ia dapatkan dengan perjuangannya mencari nafkah dari menjadi seorang buruh serabutan.
Mbah Kaliyem menggantungkan hidupnya dengan menerima perbaikan payung dan termos. Keahlian yang ia miliki itu menjadi sumber penghasilan berharga untuknya.
Sedang suami Mbah sudah lama meninggal dan anak Mbah sudah menikah hidupnya juga pas-pasan. Mbah gak mau merepotkan anaknya terus, terpaksa mbah harus berjuang sendiri jual jasa service payung.
Meskipun sekarang jasa service nya sepi dan Mbah hanya dapat 8.000 – 10.000 ribu dari satu payung yang ia service.
Story Mbah Ruji
Seperti kisah Mbak Ruji (54 tahun) berjuang menjajakan tempe jualannya dengan keterbatasan fisik dan tidak bisa berjalan. Ia menjual tempe dengan menggunakan sepeda rakitan karna tidak bisa berjalan.
Sedihnya lagi, Mbak Ruji menjual tempe milik orang lain dan ia akan mendapat untung jika tempe nya habis terjual. Penghasilan Mbak Ruji dari jual tempe hanya 5 sampai 10 ribu perhari.
Kini Mbak Ruji hanya hidup dengan ibunya Mbah Wadiyem yang sudah 79 tahun dan penghasilan yang didapat tidak seberapa. Kadang mereka juga harus menahan lapar jika tempe nya tidak laku semua.
Dari pagi ia harus berangkat menuju pasar dengan menggunakan sepeda rakitan khusus difabel.
“Saya kadang sedih harus membuat ibu saya mendorong sepeda karena keterbatasan fisik saya ini” – Ucap Mbak Ruji dengan muka sedih.
Mbak Ruji dan ibunya sering sedih jika tempe yang ia jual seharian tidak ada yang membeli. Namun mereka yakin rezeki akan selalu ada di lain waktu untuk mereka dapatkan.
Mbak Ruji ingin memiliki modal agar bisa membeli sepeda motor khusus difabel agar ibunya tak perlu lagi mendorong sepedanya saat berjualan.
Story Mbah Juli
Mbah Juli (92 tahun) masih berjuang untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Setiap hari ia keliling menjual sapu lidi seharga Rp7000 per satuannya. Mbah hanya dapat untung Rp1000 dari satu sapu lidi yang terjual.
Seringkali sapu lidinya tidak ada satu pun yang terjual dan mbah harus pulang dengan tangan kosong tanpa membawa sepeser pun uang. Mbah hidup bersama istri dan 1 anaknya yang bekerja sebagai tukang cukur dan penghasilannya pun tidak tentu.
Mbah tidak mau merepotkan anaknya yang juga hidup dalam keterbatasan.
“Saya harus menafkahi istri saya dan tidak mau repotkan anak yang juga susah”
Story Mbah Prihatin Penjual Tali Bungkus Tempe
Inilah pasangan lansia yang saling membantu di usia senjanya, Mbah Prihatin (81) dan mbah Priyo (86). Setiap hari mereka menjual tali bungkus tempe yang dibuat sendiri, meskipun upah yang mereka dapat tidak banyak hanya 5ribu dari semua tali yang terjual.
Suami mbah sudah sakit-sakitan, jadi Mbah harus bantu cari uang biar bisa tetap makan. Meskipun orang bilang suami tulang punggung keluarga tapi tidak bagi mereka, selagi masih bisa saling membantu.
Biasanya Mbah Priyo mencari gedebog pisang yang tidak terpakai milik tetangganya. Kemudian mbah Prihatin memotong tipis gedebog pisang tersebut dan mereka jemur hingga kering. Lalu tali tempe itu mereka jual ke pasar dengan sepeda bututnya.
Uang yang mereka dapat seringkali tidak cukup, makannya mereka sering jual nasi kering untuk pakan ayam karena tidak punya keahlian lain.
Jika ada rezeki mbah ingin memiliki usaha yang lebih baik agar bisa menjadi sumber penghasilannya untuk membantu hidupnya itu. Namun, untuk mengumpulkan modal adalah hal sulit bagu mbah karena untuk makan sehari - hari pun ia masih kesulitan.
#TemanBerbagi sepiring makanan enak sudah sangat membahagiakan bagi mereka yuk kita salurkan bantuan terbaik kita untuk para lansia agar mereka dapat menikmati masa tuanya dengan sehat.
Pahala Terus Mengalir, Bahagiakan Lansia Dhuafa Dihari Tua
terkumpul dari target Rp 200.000.000