
Bantu Perjuangan Ibu Difabel Mengobati Kedua Anaknya
terkumpul dari target Rp 60.000.000
“Aku harus bertahan, demi mereka…”-ucap bu putri.
Meskipun sebelah kakinya telah diamputasi, ia tetap menggendong dua buah hatinya, Haflasea (2 tahun) dan Hafizhan (7 bulan), yang sedang berjuang melawan kanker mata stadium 4. Setiap minggu, mereka harus menempuh perjalanan jauh ke rumah sakit menggunakan angkot dan busway menuju rumah sakit, demi satu harapan kesembuhan anak-anaknya.
Ia tahu, tak semua orang akan mengerti. Ketika ia membawa stroller dan dua anak yang rewel karena kesakitan ke dalam bus, ia justru dimarahi. “Awas nanti ganggu,” kata orang-orang. Padahal tak ada yang lebih ia inginkan selain melihat anaknya sembuh.
"Aku udah gak punya ibu, gak punya ayah. Aku penyandang disabilitas juga," ucapnya lirih. Ia telah kehilangan segalanya orang tua, kaki, kesehatan, dan kini hampir kehilangan juga masa depan anak-anaknya. Suaminya hanya pegawai honorer dengan gaji kecil, tidak cukup untuk menutupi biaya pengobatan anak-anak mereka. Motor telah dijual, utang menumpuk, sementara banyak obat tak ditanggung BPJS.
Haflasea sering menangis menahan sakit. Pemeriksaan penting sempat dibatalkan karena tak ada uang, dan kanker yang menggerogoti matanya pun makin parah. Bu Putri isesekali berjualan minuman keliling, tapi dagangannya sering tak laku. Dunia seolah menutup semua pintu harapan.
Namun, meskipun segala cobaan menghimpit, Bu Putri tetap berusaha tersenyum di hadapan anak-anaknya. "Sempat putus asa, rasanya ingin menyerah. Tapi setiap kali melihat anak-anak saya yang masih kuat, saya harus tetap bertahan," ucapnya.
Sahabat, mari bantu Bu Putri. Sekecil apa pun bantuan dari kalian bisa menjadi harapan besar bagi Haflasea dan Hafizhan. Mereka berhak sembuh. Mereka berhak hidup.
Sahabat juga bisa menyebar luaskan penggalangan dana ini agar semakin banyak yang membantu Bu Putri dan keluarganya.

Bantu Perjuangan Ibu Difabel Mengobati Kedua Anaknya
terkumpul dari target Rp 60.000.000