Porter adalah sebuah pekerjaan yang ditekuni sebagian orang dengan membantu para penumpang membawakan barang-barang sampai masuk ke dalam gerbong kereta. Pekerjaan ini sering disalah artikan bahwa mereka tidak memiliki gaji tetap. Namun mereka mengandalkan dari uang pemberian penumpang. Seragam mereka buat guna mencirikan identitas mereka di dalam stasiun.
Para porter di Stasiun Bandung berasal dari daerah-daerah, salah satunya Pa Komar, Beliau sudah cukup lama bekerja sebagai porter, ia mengandalkan penghasilan dari stasiun. Istri nya sudah tiada meninggalkan anak laki-laki mereka yang berusia 4 tahun. Febri sejak kecil tidak bisa terlalu banyak bergerak, “Katanya seperti stroke ringan“. Ia tidak bisa bergerak, merangkak, bahkan duduk.
Ia selalu ingin untuk berdiri dan bergerak terlihat dari kaki nya yang bergerak seolah ia memaksakan untuk berdiri. Selama Pa Komar bekerja ia dititipi bersama saudaranya. Pa Komar memang berat meninggalkan anaknya, ia juga memikirkan bagaimana anaknya nanti ketika sekolah, namun Pa Komar melihat kondisi Febri. Semua badan Febri kaku, Selama ini Febri harus di terapi namun karena biaya ia hanya mengandalkan tukang urut. Pa Komar jarang membawa nya ke rumah sakit karena biaya.
THR Pejuang Nafkah Porter
terkumpul dari target Rp 30.000.000