Ketika Fathya berusia 12 tahun, ia harus rela meninggalkan bangku sekolah karena di diagnose menderita gagal ginjal dan pembengkakan jantung. Fathya juga harus melakukan operasi Trakeostomi untuk membantu pernafasannya berjalan dengan baik.
Saat ini Nur Fathya Agustina berusia 14 tahun, ia merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara dari pasangan bapak Yuda dan ibu Ela. Ayah Fathya merupakan seorang karyawan biasa yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk biaya pengobatan Fathya.
Sedangkan Ibunda Fathya sebagai ibu rumah tangga hanya fokus mengurusi Fathya. Tubuh Fathya kecil mungil dan wajahnya pucat, ia ikhlas meninggalkan mimpi-mimpinya. Ia tidak lagi bisa pergi ke sekolah melakukan aktivitas seperti teman-teman sebayanya.
Setiap hari Fathya harus menjalani terapi cuci darah dengan metode CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis), sebanyak 3 sampai 4 kali dengan cairan dextrose yang selalu di bawanya dalam tas gendong.
Dalam satu hari Fathya membutuhkan cairan tersebut kurang lebih 3 sampai 4 kantong dengan harga sekitar Rp 300 ribu. Di tambah obat-obatan yang harus ia konsumsi setiap hari serta biaya yang harus dikeluarkan untuk medical check up ke RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo.
Meskipun sebagian besar sudah di tanggung BPJS, namun banyak obat serta tindakan medis yang harus di tanggung sendiri oleh orang tua Fathya. Mari sahabat, kita bantu ringankan beban keluarga Fathya, agar fathya dapat bersekolah dan menggapai masa depan yang lebih indah.
Berbuat Nyata, Berbagi Bahagia bersama Sharing Happiness!!!
Tas Gendong adik Fathya
terkumpul dari target Rp 29.000.000