Sungai Tercemar, Sumur Kering, Tak Ada Air Bersih
terkumpul dari target Rp 150.000.000
"Kalau lagi kemarau, nggak ada air jadi harus ke sungai. Ngangkut pakai jerigen. Cuma buat wudhu aja susah," cerita Bu Yayah.
Calon penerima manfaat sedekah air ini adalah penduduk Kampung Rorontog di Pakenjeng, Garut. Di sana belum ada sumber air layak, hingga akhirnya memakai fasilitas air di Masjid An-Nawawi untuk bersih-bersih dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun di musim kemarau, debit air yang mengalir ke masjid mengecil, bahkan seringkali nihil. Akhirnya, warga berbondong-bondong mengangkut air dari sungai kecil. Jaraknya sekitar 500 meter dari masjid, melewati jalan setapak.
Sayangnya, air di sungai ini pun kurang higienis, karena di atasnya ada tempat pembuatan gula aren. Limbahnya mengalir ke sungai ini, tepat di lokasi warga biasa mengambil air.
Kalau kita bertanya nyaman atau tidak, tentu saja kondisi ini sangat tidak nyaman. Namun, para petani sederhana ini tak punya dana untuk membangun sumur. Jangankan di rumah masing-masing, memperbaiki sumur masjid dan MCK saja mereka belum mampu.
Sobat Masjid, warga Kp. Rorontog mengetuk hati kita semua untuk membantu mereka menghadapi kemarau dengan membangun sumber air bersih dan MCK di Masjid An-Nawawi.
Yuk, sedekah air bersih untuk mereka, karena ini merupakan salah satu sedekah terbaik yang Rasulullah contohkan.
"Wahai Rasulullah, bahwasanya Ummu Sa'ad (ibundaku) meninggal dunia. Sedekah apakah yang afdal untuknya?" Nabi menjawab, "Sedekah air." Lantas Sa'ad pun menggali sumur untuk ibunya, lalu ia mengatakan, "Ini sumur untuk Ummu Sa'ad (ibundaku)." (HR. Abu Daud, No. 1681)
Sungai Tercemar, Sumur Kering, Tak Ada Air Bersih
terkumpul dari target Rp 150.000.000