“Yaa Alloh … tolong sembuhkan Sulaiman supaya bisa bermain dan mengaji bersama teman-teman, aamiin …”

Doa singkat yang selalu dipanjatkan oleh Sulaiman, bocah 4 tahun yang sedang berjuang sembuh dari kanker LCH (Langerhans Cell Histiocytosis).

Sebelum terkena kanker LCH, Sulaiman adalah anak yang aktif dan periang. Namun sejak awal tahun 2021, ibu Siti Masitoh (25) melihat adanya benjolan di kepala Sulaiman yang kian hari semakin membesar. Orang tuanya pun membawa ke Rumah Sakit Ciawi namun belum diketahui sakitnya.

Benjolan itu belum juga kempes namun Sulaiman jatuh saat bermain sehingga membuat Sulaiman kesakitan karena merasakan sakit pada kepalanya. Orang tuanya kembali membawa Sulaiman ke Rumah Sakit untuk dilakukan pemeriksaan CT Scan dan diketahui bahwa Sulaiman menderita kanker LCH.

“Sebagai orang tua pastinya sangat sedih, tidak menyangka anak saya mengidap penyakit tersebut. Sulaiman ini anak tunggal kami yang sangat kami harapkan” – tangis ibu Siti.

Sulaiman saat itu masih terus menjalani pengobatan hingga akhirnya pengobatannya terpaksa dihentikan karena orang tuanya tidak punya uang untuk biaya transport dan kebutuhan selam pengobatan Sulaiman. 

Selama berhenti pengobatan, benjolan pada kepala Sulaiman semakin membesar dan membuat orang tuanya tidak tega setiap kali melihat Sulaiman. Walau dalam keadaan seperti itu, Sulaiman tetap kuat dan semangat meskipun dibatasi dalam bermain karena takut terjatuh lagi. 

Pak Kusnadi (40), ayah Sulaiman setiap harinya berangkat pukul 6 pagi untuk bekerja sebagai ojek pengkolan hingga jam 5 sore. Setiap pagi ibu Siti dan Sulaiman ikut mengantar hingga pinta rumahnya dan mendoakan agar pak Kusnadi pulang membawa uang untuk berobat Sulaiman atau sekedar membeli susu. 

Penghasilan pak Kusnadi sebagai tukang ojek pengkolan paling besar 35 ribu sehari. Namun jika sedang sepi pak Kusnadi bisa membawa uang hanya 5 ribu rupiah. Namun ibu Siti tidak pernah mengeluh dan selalu bersyukur berapaun yang suaminya beri. Seringkali mereka hanya bisa makan dengan kecap.

Jika untuk makan saja seadanya, darimana lagi mereka mencari uang untuk pengobatan Sulaiman. Ibu Siti sendiri hanya ibu rumah tangga. Namun melihat semangat Sulaiman untuk Sembuh, akhirnya orang tua Sulaiman melanjutkan pengobatan Sulaiman walau harus meminjam uang ke saudara dan beberapa kali dibantu tetangga.

Bulan Juni 2022, Sulaiman dirujuk ke RSCM Jakarta untuk menjalani biopsy, pengobatan kemoterapi yang rutin dilakukan setiap 3 minggu sekali dan kontrol rutin setiap 3 kali sebulan. 

Karena pengobatan Sulaiman yang semakin jauh dari walnya di Ciawi, Jawa Barat kini di Jakarta, banyak kesulitan yang bu Siti dan pak Kusnadi rasakan. Salah satunya adalah biaya transport. setiap kali kontrol, mereka harus mengeluarkan 175 ribu hanya untuk transport.

Semua lelah dan pengorbanan yang mereka lakukan, menurut mereka bukanlah masalah, yang terpenting anaknya bisa kembali menjalani pengobatan. Mereka sangat berharap anaknya bisa sembuh dari sakit yang diderita selama hampir 2 tahun ini. Mereka ingin anak tunggalnya tumbuh sehat, Kembali ceria dan bisa aktif bermain dengan teman-teman lainnya.