
Sapu 5 Ribu Jadi Nafkah Hilman dan Ibu
terkumpul dari target Rp 75.000.000
Bu Cucu tinggal bersama tiga anaknya jauh di tengah perkebunan. Sejak suaminya meninggal dua tahun lalu, kehidupan keluarga kecil ini berubah drastis.
Dua dari anak Bu Cucu adalah anak berkebutuhan khusus. Herman (20) tidak bisa berbicara dan tidak mampu makan atau mandi sendiri. Irma (12) pun mengalami hambatan belajar sehingga harus berhenti sekolah di kelas 2 SD. Dengan kondisi itu, Bu Cucu tidak bisa bekerja jauh dari rumah. Ia harus berada di dekat Herman hampir sepanjang hari. Satu-satunya yang tersisa adalah Hilman (8 tahun) anak bungsu yang masih bersekolah.
Meski masih kecil, Hilman harus ikut menanggung beban keluarga. Setiap pulang sekolah, Hilman dan Irma membuat sapu lidi dari daun gula merah yang mereka ambil dari kebun sekitar. Sapu sederhana itu kemudian mereka jual keliling kampung seharga Rp5.000. Dalam sehari, kadang hanya terjual 3–5 sapu. Bahkan ada hari ketika tidak ada satu pun yang terjual.
Jika uang cukup terkumpul, Hilman dan Irma berjalan menuju warung kecil untuk membeli sekantong beras, dan menyisihkan sebagiannya lagi untuk biaya sekolah, itu pun jika ada rezeki. Jika tidak, untuk makan saja mereka hanya dengan talas yang ditanam Bu Cucu di dekat rumah.
Meski hidup sangat terbatas, Bu Cucu memiliki satu harapan besar, Hilman. Satu-satunya anak yang masih bersekolah. Satu-satunya anak yang berpeluang mengubah hidup keluarga mereka. “Ibu cuma ingin Hilman tetap sekolah… supaya hidupnya nanti tidak seperti kami” ucap Bu Cucu lirih.
Tanpa bantuan, Hilman bisa saja berhenti sekolah seperti Irma. Dan tanpa penghasilan yang lebih baik, keluarga ini akan terus berjuang hanya untuk sekadar makan sehari-hari.
Yuk bantu Hilman dan keluarganya bertahan. Sedikit bantuanmu dapat membantu keluarga Bu Cucu bertahan, memenuhi kebutuhan makan harian, dan menjaga mimpi Hilman agar terus hidup.
Sapu 5 Ribu Jadi Nafkah Hilman dan Ibu
terkumpul dari target Rp 75.000.000
