Meski Kaki Tak Sempurna Abah Terus Berjualan Cilok
terkumpul dari target Rp 70.000.000
Halo Kak! Perkenalkan, ini adalah Abah Pandi, yang kutemui siang tadi sedang mendorong gerobak ciloknya di pinggir jalan. Kini, di usia 69 tahun, Abah masih harus berjuang di masa tuanya, terpaksa berkeliling jauh meski dengan kondisi kaki yang tak normal.
Setiap hari, tangan kirinya mendorong gerobak, sementara tangan kanannya menyeret dan mengangkat kaki kanannya yang lumpuh. Kelelahan sering membuat Abah hampir pingsan, bahkan terjatuh karena tak lagi kuat berjalan jauh.
Sejak ditinggal istrinya beberapa tahun lalu akibat kanker payudara, Abah tinggal sendirian. Di saat-saat kesepian, Abah sering teringat sosok istri yang sangat dicintainya, hingga tak jarang air mata jatuh saat merindukan kehadirannya.
Abah bercerita, setiap hari ia berjualan dari pukul 7 pagi hingga 6 sore. Jika ada dagangan yang tersisa dan tidak laku, ia sering membagikannya kepada anak-anak jalanan yang kelaparan.
“Abah tahu bagaimana rasanya kelaparan, Den. Makanya, saya merasa kasihan melihat anak-anak jalanan yang kelaparan,” ucapnya.
Di tengah kesulitan hidup yang beliau jalani, masjid selalu menjadi tempat yang tak terlupakan dalam hati Abah. Saat lelah, masjidlah tempat ia berserah. Abah juga tidak pernah melewatkan puasa Senin dan Kamis, dengan harapan ingin pergi umroh dan menutup usianya dengan berbuat kebaikan.
Menurut Abah, musim hujan adalah saat yang paling menyedihkan. Dagangannya sering sepi pembeli, dan membuatnya hanya pulang dengan tangan kosong.
Sahabat, bantu Abah miliki usaha kecil dirumahnya yuk? Dengan begitu, Abah tidak perlu lagi merasakan sakit saat berkeliling menjual ciloknya.
Meski Kaki Tak Sempurna Abah Terus Berjualan Cilok
terkumpul dari target Rp 70.000.000