“Bukan gak mau istirahat Den, pengen mah pengen, badan Abah juga udah nggak kuat. Tapi kalau dirumah juga teh Abah cuman sendirian, sepi.. Kalau dijalan Abah seneng bisa lihat kesibukan orang-orang sambil denger radio Abah..” Lirih Abah Japar. 

Kisah kesabaran Abah Japar (76 tahun)  tak akan ada habisnya jika diceritakan, setiap hari paksakan tubuh bongkoknya untuk terus mencari rongsok demi bisa makan esok hari. Saking bongkoknya, bahkan Abah sering tersandung atau tertabrak kendaraan karena kesulitan melihat kedepan saat berjalan. 

“Kalau ditanya suka mah bukan suka lagi Den, sering Abah hampir keserempet mobil atau motor..” Ujarnya. 

Perjuangannya di jalanan sungguh keras, tapi penghasilan yang didapat benar-benar tak sebanding. Abah cerita, seminggu hanya dapatkan 20 ribu saja, hanya cukup untuk membeli 4 bungkus nasi. 

“Abah hemat-hemat supaya cukup buat seminggu kedepan. Lapar, tapi mau gimana lagi Den?.” Tangisnya. 

Sedihnya di usianya yang sudah renta Abah harus hidup seorang diri. Istrinya pergi meninggalkan karena faktor ekonomi beberapa tahun lalu. Tak miliki anak, Abah kini hanya tinggal di gubuk kecil buatan tetanggannya yang hanya berukuran 2x2 m. 

“Kalau lagi ngerasa bosen, pengen ada yang nemenin, ya Abah ditemenin pake radio kecil ini Den, walaupun suaranya udah gak enak, tapi Abah seneng seengganya ada suara orang..” Lirihnya. 

#TemanKebaikan, sudah puluhan tahun Abah Japar rasakan pedih berjuang dijalanan untuk sekedar bisa menyambung hidupnya. Saat ini giliran kita bahagiakan beliau disetiap detik masa tuanya yuk?