Muhammad Arshaka Ransi Syafwan (8 bulan) merupakan bayi yang aktif. Kondisinya berubah setelah usianya 3,5 bulan.

Tiba-tiba Shaka mengalami demam tinggi, flu, diare, lemas bahkan nafasnya sesak. Orang tuanya pun membawa Shaka ke berbagai Rumah Sakit hingga akhirnya dirujuk ke RSCM Jakarta.

Shaka sudah menjalani berbagai pemeriksaan seperti rontgen, CT scan dan biopsi akhirnya dinyatakan jika di paru-paru kiri Shaka ada tumor. Dokter mendiagnosa Shaka Pleuropnemumoblastoma tipe III dd/teratoma.

Shaka harus menjalani Kemoterapi dan kontrol rutin ke Rumah Sakit. Namun seringkali mereka terkendala biaya transport dan kebutuhan Shaka sehari-hari karena ia juga harus minum susu khusus.

Ayah Shaka sebelumnya bekerja sebagai buruh pabrik, namun kontrak nya tidak diperpanjang alhasil kini ia bekerja di warung tetangganya sebagai pelayan dengan upah pas-pasan.  

Sedangkan untuk mencari pekerjaan di pabrik lagi sangat sulit karena usianya sudah lebih dari 30 tahun. Sedih sekali melihat Shaka yang tadinya sehat kini harus bergantung dengan oksigen.

"Apalagi waktu Shaka harus menjalani perawatan di ruang PICU karena sempat kritis, sakit sekali rasanya" -ibu Shaka.

Dalam keterbatasan ekonomi, orang tua Shaka terus berusaha agar anak semata wayangnya bisa memperoleh pengobatan. Jika tidak ada uang, mereka sering kali meminjam ke keluarga.

Bahkan mereka tidak punya barang yang bisa mereka jual lagi untuk meringankan biaya pengobatan anaknya. Shaka tidak bisa lepas dari oksigen, ia juga butuh susu yang Shaka konsumsi adalah susu khusus yang harganya pun mahal.

Belum lagi kebutuhan Shaka lainnya seperti pampers, selang NGT dan selang Oksigen, obat-obatan tidak di cover BPJS dan biaya transport ke Rumah Sakit.

Orang tua Shaka selalu berdoa dan berharap anak mereka bisa sembuh dari sakitnya dan bisa tumbuh menjadi anak yang sehat serta bisa kembali aktif.