Satu Kaki, Pedagang Difabel Mengayuh Sepeda Menggunakan Tangan
terkumpul dari target Rp 25.000.000
Kehilangan satu kaki, pedagang keliling sebatangkara mengayuh sepeda dengan tangan demi bertahan hidup
Pak Didin (50) adalah seorang pedagang keliling difabel. Beberapa tahun yang lalu ia terpaksa kehilangan salah satu kakinya akibat penyakit diabetes yang dideritanya
Sebelum Ia diamputasi, pekerjaannya adalah seorang sopir ekspedisi. Namun kehidupannya terpaksa berubah drastis setelah ia harus merelakan salah satu kakinya itu. Ia juga harus terpaksa merelakan rumah tangga yang telah lama Ia bina, sang Istri memilih berpisah dan pulang ke kampung halamanya dengan membawa serta kedua buah hati mereka
Sejak saat itu pak Didin harus ikhlas menjalani kehidupan seorang diri. Ia harus berjuang bertahan hidup sendiri dengan segala keterbatasannya. Rasa rindu akan kedua buah hati dan kehangatan keluarga terpaksa harus pak Didin simpan jauh-jauh, hanya do'a dan harapan yang setiap hari pak Didin panjatkan agar kedua buah hatinya selalu sehat dan bahagia.
"Saya ingin sekali membawa kembali keluarga saya berkumpul dan membahagiakan mereka, setiap hari saya berdo'a untuk mereka, juga agar saya mampu membawa mereka kembali dan menjadi Ayah yang mampu membahagiakan mereka, meski dengan kondisi saya sekarang" Air mata tak mampu pak Didin bendung ketika Ia mengungkapkanya.
Untuk bertahan hidup pak Didin membantu para tetangga yang memiliki kebun atau hasil bumi apa saja untuk Ia jualkan secara Eceran, tak jarang hasil kebun tersebut Ia petik sendiri dari kebun tetangga, dengan merangkak dan di bantu galah bambu, susah payah pak Didin berusaha memetik buah - buahan tersebut.
"Beruntung saya punya tetangga baik-baik, mengijinkan saya untuk menjual hasil kebunnya. Meski tak banyak tapi saat ini cuman ini yang mampu saya lakukan" Ungkap pak Didin.
Dengan sepedah bekas pemberian tetangga yang Ia rakit sendiri inilah, setiap hari pak Didin menjajakan jualannya. Hal yang tak mudah, bahkan sejak ia berangkat, ia harus melalui jalur yang sulit. Sepeda yang ia kayuh dengan tangannya itu sungguh terasa sangat berat. Bahkan dengan sedikit tanjakan saja Pak Didin harus mengerahkan semua tenaganya. Tak jarang Ia terjatuh hingga luka-luka dan sebagian barang daganganya hancur. Jika sudah begitu Ia harus rela pulang dengan tangan hampa serta badan penuh luka.
Jika sudah begitu, Ia harus sabar bertahan hidup dengan apa saja yang ada. “Pernah satu bulan saya tidak makan nasi” ucapnya menceritakan perjuangan hidupnya seraya menahan tangis, ia bertahan dengan air putih dan makan buah-buahan serta singkong yang tidak terjual.
"Sebetulnya mungkin jika saya minta sama tetangga, mereka pasti bantu, namun saya tidak ingin merepotkan mereka terus, jika tidak ada apa-apa yang bisa saya makan biasanya saya memilih puasa saja, sambil ikhtiar jualan lagi, meski hanya bisa berjualan tidak terlalu jauh" Ungkapnya.
Jangkauan yang terbatas akibat kondisi fisik serta kondisi sepedah modifikasinya yang sudah tidak layak menjadikan Pak Didin sulit untuk menjajakan dagangannya ke tempat yang lebih ramai yang jaraknya lumayan jauh, sedang tempat tinggal beliau berada di pinggiran hutan jati yang sedikit terpencil, dengan kondisi jalan yang berbatu rusak, membuat dagangan beliau seringkali tidak laku.
"Jika ada rejeki dan ijin yang maha kuasa, saya ingin mengganti sepedah saya dengan sepedah motor modifikasi, agar bisa lebih mudah dan lebih jauh membawa dagangan saya" Pak Didin mengungkapkan impianya.
Insan Baik, sungguh tak mudah hari-hari yang harus pak Didin lalui, namun meski dengan segala keterbatasan nya, Ia pantang untuk mengemis dan nerpangku tangan, mari kita bersamai perjuangan beliau dengan bantu wujudkan impianya untuk memiliki sepedah motor untuknya berjualan, semoga dengan bantuan dari insan baik semua, kelak pak Didin dapat kembali berkumpul dengan keluarganya tercinta.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan pak Didin terutama untuk modal usaha beliau. Juga sebagian donasi akan digunakan untuk membantu saudara-saudara yang membutuhkan serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan dan pendampingan Yayasan Amal Baik Insani.
Satu Kaki, Pedagang Difabel Mengayuh Sepeda Menggunakan Tangan
terkumpul dari target Rp 25.000.000