Sejuta Paket Sembako Kebahagiaan untuk Para Pejuang Nafkah
terkumpul dari target Rp 350.000.000
Ma Ijoh (73Th) adalah seorang lansia renta yang tak putus asa dan masih berjuang di masa tuanya untuk bertahan hidup, dimasa tuanya amat pelik dan berat sekali. Tak ada lagi yang membantunya berdiri karena suami sudah meninggal sejak 17 Tahun yang lalu. Anak ia satu-satunya tinggal di luar kota.
Itulah kenapa Ma Ijoh tak punya pilihan lain selain berjuang sendiri!Di usia senja, setiap pagi selepas solat duha ia berjalan kaki menyusuri jalan-jalan untuk menjajakan bakul dan nyiru hasil kerajinan tanagannya. Tak cuma kakinya yang lelah dan lemas, tetapi teriakannya yang selalu menguras tenaga. Ia semampunya berteriak, “barade nyiru bobokona”.
Harga satu nyiru atau bakul ia jual dengan harga 15rb, namun setiap harinya ia menerima hasil yang tak menentu. Kadang hanya laku 1 bakul yang artinya ia mendapatkan hanya Rp. 15.000 per hari dan sangat sering dagangannya tidak laku sama sekali! Karena di jaman modern seperti ini sudah sangat jarang yang membeli, pernah suatu hari Ma Ijoh jatuh pingsan karena kelelahan dan sesak karena sakit jantung yang di deritanya. Untungnya ada orang baik yang menolong kemudian mengantarkannya ke dokter dan di rawat selama 2 hari.
Meskipun hidup serba kesulitan, ia tetap menjalaninya dengan tabah karena tak punya pilihan lain. Apalagi, ia pun menolak untuk menjadi pengemis dan meminta belas kasihan orang lain. “Ma mah rutin sebelum berangkat dagang teh sholat duha dulu berharap ada rezeki ema untuk makan besok, Kalau dagangannya tidak laku maka Ma mah puasa saja”, tutur Ma Ijoh dengan nada tersengal.
Seringkali Ma Ijoh mengusap keriputnya yang basah oleh keringat bercampur air mata. Ia sedih karena harus melewati masa tua seperti ini. “Kalau Ma tidak berjualan Ma tidak bisa makan. Anak Ma satu satunya jauh dan iapun serba tak punya, jadi Ma harus berjuang sendiri buat memenuhi kebutuhan,” ujar Ma Ijoh sembari tersenyum.Sudah hampir 17 tahun Ma Ijoh jalanan berdagang alat-alat rumah tangga.
Untuk makan dan hidup sehari-hari Ma Ijoh mengandalkan Penghasilan dari dagangannya. Dengan segala keterbatasannya, Ma Ijoh tetap berusaha dan bekerja keras untuk bertahan hidup demi bisa meraih kehidupan yang lebih layak.
***
Namanya Abah Aos dan usianya sudah sangat sepuh sekitar (85th), Beliau setiap hari berjualan tutut keliling. Beliau setiap hari keliling ke setiap sawah mencari tutut untuk di jual kembali, satu kantong tutut 10 ribu rupiah, beliau tetap jualan demi setiap hari bisa makan dan menafkahi istrinya.
Meskipun melihat kondisi nya sudah kurang pendengaran dan mata nya katarak, tapi beliau tetap semangat untuk mencari nafkah.
Hari ini abah jualan sampe jam 9 malam bahkan belum ada yang beli samasekali sampai abah gapunya ongkos untuk pulang dan belum makan.
Bahkan melihat baju yang beliau pakai pun sudah bener2 robek yaAllah udah bener2 ga layak pakai.
***
Kisah Lainnya datang dari Abah Daryono
Kakek itu bernama Abah Daryono (65th). Beliau tinggal disebuah kontrakan bersama anaknya perempuannya yang masih sekolah kelas 8 SMP. Istri Abah Daryono meninggal ketika anaknya masih berumur 11 tahun.
Dahulu Abah Daryono berjualan mainan anak berkeliling dengan menggunakan sepedanya, pernah ia harus berjualan sampe alun-alun Bandung yang jaraknya sangat jauh dari rumahnya agar dagangannya laku. Namun Semenjak mata Abah Daryono mengalami gangguan dia tidak lagi menggoes sepedanya melainkan menuntun sepedanya karena pandanganya yang terbatas. Sudah 5 tahun Abah Daryono mengalami gangguan pada kedua matanya.
Fitria adalah anak sematawayang dari Abah Daryono, ia merupakan anak pendiam dan pemalu tapi berprestasi. Pernah dia mendapatkan piagam dalam lomba taekwondo antar Sekolah Menengah Pertama di Cimahi. Diselang kesibukannya sekolah, Fitria terkadang berjualan makanan untuk membantu menambah penghasilan sehari-hari.
Cita-cita Fitria ingin menjadi seorang guru, tak hanya itu Fitria juga ingin punya karir yang baik agar kelak dia bisa membantu membahagiakan pak Daryono dan pak Daryono tidak usah berjualan lagi.
***
Cerita-cerita pilu dan semangat perjuangan menyayat hati yang kami dapatkan ini akhirnya menginspirasi kami untuk mengajak sahabat berpartisipasi membantu mereka Bersama salingberbagi.org Wujudkan Kebahagiaan Mereka di masa tuanya.
#SahabatBerbagi, tidak ada harapan yang paling indah yang mereka harapkan saat ini selain ingin hidup layak dan bahagia di sisa usianya. Mari sisihkan sedikit rezeki kita untuk membantu dan memeberi mereka dengan cara:
- Klik DONASI SEKARANG
- masukkan nominal donasi
- Pilih Metode Pembayaran (GOPAY, Transfer Bank, Virtual Account, Kartu Kredit)
- Transfer segera sesuai nominal jika menggunakan Transfer bank & Virtual Account
-
Rp 1.857.094
Sejuta Paket Sembako Kebahagiaan untuk Para Pejuang Nafkah
terkumpul dari target Rp 350.000.000