KISAH ANAK TUKANG RONGSOK MELAWAN 5 PENYAKIT BERAT
terkumpul dari target Rp 100.000.000
SahabatKu mungkin jika melihat pertama kali kodisi tubuh Raditya yang kecil, akan mengira kalau Dia berusia anak 5 tahun namun pada kenyataannya usia Raditya saat ini sudah menginjak usia yang ke 14 tahun. Hal ini disebabkan selain Ia mengalami Stunting juga mengidap komplikasi penyakit seperti Microsepalus (pengecilan otak), Cerebalpalsi, Epilepsi (kejang-kejang) dan Hernia (pembengkakan kelamin).
Untuk penyakit Microsefalus yang Ia derita, berawal dari sang Ibu yakni Bu Dewi terjatuh saat hamil di usia kandungan ke 8 bulan kerena terpeleset di tolet rumahnya, sehingga mengakibatkan ketuban dalam kandungannya pecah, namun selama 1 bulan lamanya Beliau belum menyadari hal itu.
Hingga sampai pada waktu lahiran Bu Dewi mengalami kesulitan dalam mengeluarkan bayi diperutnya yang disebabkan cairan ketubanya sudah mengering, selain itu ketahuan pula kalau janin (Raditya) didalam perutnya mengalami keracunan cairan ketuban yang pecah.
Hal ini mengakibatkan kondisi tubuh janinnya membiru serta membengkak, bahkan ada sebagian cairan ketuban yang tertelan dan terhirup ke otak, namun cairan ketuban yang terdapat di otak tidak bisa dikeluarkan, hal ini yang menjadi penyebab Raditya mungil mengidap penyakit Microsefalus atau pengecilan otak.
Bahkan setelah terlahir, Raditya langsung dibawa ke RS. Cibabat untuk mendapatkan perwatan di ruangan nicu yang menghabiskan waktu selama 1 bulan. Padahal selama pengobatan Ia menggunakan umum karena waktu itu Raditya tidak memiliki BPJS.
Selama Raditya menjalani perawatan di Rumah sakit tersebut, telah menghabiskan biaya lebih dari 30 juta sehingga Orang tuanya yakni Pak Endang Ridwan (45 tahun) mau tidak mau harus menjual motor satu-satunya yang biasa Beliau gunakan untuk mengojek dan meminjam uang dari saudaranya. Sampai saat ini hutangnya masih Beliau bayar dengan cara dicicil.
Setelah dirawat Raditya diharuskan memakai selang sebagai alat bantu makannya selama 2 tahun, hal ini di lakuakan karena ukuran tenggorokan nya kecil serta otot rahangnya lemah sehingga Ia sulit untuk memasukan dan mengunyah makananya.
“Iya Pak selama 2 tahun A Raditya makan melalui selang, harusnya sich sampai hari ini pakai selang, tapi Saya menolak karena selangnya itu sering nusuk-nusuk ke bagian lambung nya Pak, jadi ngebuat lambungnya A Raditya infeksi, belum lagi selangnya harus di ganti seminggu sekali, sedangkan untuk beli selang yang baru Saya gak punya Uang dan di tambah kalau pakai selang, pergerakan untuk rahangnya kurang bahkan tidak ada sama sekali jadi dikhawatirkan otot rahangnya Aa menjadi kaku ini di khawatirkan mulutnya jadi tidak bisa bergerak Pak..” ungkap Bu Dewi.
Setiap hari Raditya harus meminum vitamin dan obat Epilepsi, sebab kalau tidak diminum sehari saja, akan mengakibatkan durasi kejang-kejangnya lebih sering. Untuk saat ini saja Raditya bisa sampai 4x kejang-kejang dalam seharinya, ditambah lagi kalau sedang kejang kepala Raditya bisa memutar hampir 180 derajat sehingga ini di khawatirkan akan membuat lehernya terkilir jika tidak ada yang mengawasinya.
Raditya meski usianya sudah 14 tahun namun badannya sangat kurus dan kecil seperti anak usia 5 tahun yang di sebabkan Stunting, kaki dan tangan nya kurus, belum lagi jari-jari ditangan kanannya hanya bisa mengepal sedangkan jari jari tangan kirinya membengkok, kedua lengannya melipat tidak bisa di luruskan sama seperti kaki nya yg bengkok menyilang tidak bisa diluruskan.
Ukuran panjang kaki sebelah kiri tidak sama dengan panjang kaki sebelah kanan, sedangkan untuk persendian tulang paha sebelah kanannya mengalami dislokasi sehingga Raditya hanya bisa terbaring di kasur tanpa bisa banyak bergerak. Setiap hari Ia hanya bisa tidur di siang hari sedangkan pada malam hari Raditya tidak dapat tertidur sehingga Raditya memiliki sirkulasi tidur yang berbeda dengan orang lain pada umumnya.
Sampai detik ini Raditya masih membutuhkan biaya untuk pengobatan penyakit-penyakitnya tersebut, bahkan Dokter menyarankan agar Raditya harus segera melakukan operasi terutama untuk operasi otot dan penyakit Hernianya yang harus segera dilakukan, sebab kalau tidak segera dilakukan operasi bisa membuat ukuran Hernianya semakin membesar sehingga akan menekan jaringan atau organ di sekitar kalaminnya, hal ini bisa menimbulkan Komplikasi baru seperti nyeri jangka panjang, hernia berulang, hingga cedera kandung kemih juga dikhawatirkan mengancam Raditya. Sedangkan untuk melakukan kedua Operasi tersebut membutuhkan biaya sebesar 70 juta rupiah yang tidak di Cover oleh KIS
Hal ini yang membuat Pak Endang dan Bu Dewi kebingungan harus mencari Uang kemana untuk biaya Operasi Anak sulungnya tersebut, segala cara mereka sudah lakukan dari mulai mendatangi lembaga terkait sampai dengan membuat proposal untuk di ajukan ke yayasan namun belum membuahkan hasil.
Pak Endang dulu sudah pernah memiliki BPJS namun bukan BPJS yang gratis melainkan BPJS yang berbayar, karena tidak terbayar setiap bulanya sehingga Beliau memiliki tunggakan yang mengakibatkan BPJS nya tidak aktif dan jika ingin aktif kembali serta jika ingin mebuatkan Raditya BPJS, Ia harus melunasi terlebih dahulu tunggakan BPJSnya tersebut.
Saat ini Raditya hanya memiliki KIS (Kartu Indonesia Sehat)dan tidak memiliki BPJS, sedangkan untuk KIS hanya mengcover pemeriksaannya saja namun tidak mengcover akomodasi, terapi dan obat-obatannya seperti obat untuk penyakit Epilepsinya yang setiap bulannya Pak Endang harus membeli obat tersebut seharga 500 ribu untuk 2 botol (250 ribu/botol) sebab kalau obat tersebut habis, tubuh Raditya bisa lebih sering intesitas kejang-kejangnya.
Begitupun biaya transportasi dan akomodasi untuk Raditya berobat dari rumahnya ke rumah sakit terdekat yang berjarak kurang lebih 12 KM dengan memakan biaya sekali berobat sebesar 600 ribu rupiah, uang tersebut digunakan untuk menyewa mobil, membeli bensin, membayar supir, membeli obat serta untuk makan selama Raditya menjalani pengobatan.
Suharusnya saat ini Raditya menjalani pengobatan terapi gerakan di Rumah sakit Cibabat di Cimahi dan terapi sinar di Rumah sakit Hasan sadikin di Bandung, Ia harus menjalani terapi 3x dalam seminggu dng sekali terapi membutuhkan biaya 200 ribu rupiah itupun belum untuk akomodasi nya seperti onggkos atau bensin dan makannya. Namun karena ketiadaan biaya untuk terapinya, membuat Raditya sudah 5 tahun tidak pernah malakukan terapi lagi, yang mengakibatkan sekujur tubuh Raditya menjadi lebih kaku.
Raditya sangat membutuhkan banyak biaya untuk mengobati berbagai macam penyakitnya sedangkan Pak Endang yang merupakan ayah Raditya hanya bekerja sebabgai tukang rongsokan di TPA cimahi, sudah 13 tahun Beliau menjalani profesinya tersebut. Ia bekerja setiap hari dari jam 5 shubuh s/d jam 4 sore, dengan penghasilan dari 35 ribu s/d 50 ribu tergantung dari berapa banyak rongsokan yang Ia jual.
Dari penghasilannya sebagai tukang rongsokan sangatlah kurang, jangankan untuk biaya berobat Raditya, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saja terutama kebutuhan ketiga anaknya yakni Raditya, hafidz (9 tahun) yang duduk di bangku SD kelas 3 dan yang paling kecil bernama Fania (4 tahun) yang setiap harinya membutuhkan pampers untuk Raditya dan Fania yang keduanya bisa sampai 6x ganti/harinya, belum lagi untuk susu, Vitamin, obat-obatan dan bubur bayi untuk Fania serta Raditya, sebab Raditya harus makan makanan yang lembut-lembut tidak bisa menelan makanan yang keras teksturnya seperti nasi sayur mayur, daging dll.
Sedangkan Ibunya yakni Bu Dewi bekerja sebagai tukang jahit di rumahnya, sudah 7 tahun Beliau menjalani profesi tukang jahit ini demi untuk bisa membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya terutama untuk membiayai pengobatan Raditya. Menjadi tukang jahit tidak setiap waktu Ia jalani, tergantung jika ada yang memesan baju terutama kebaya atau jika ada tetnagganya yang mau mempermak celana, kebaya,kemeja dll.
Pengahasilan Bu Dewi dari menjahit, jika membuat baju bisa sampai 200 ribu/bajunya itupun selain jarang, juga uangnya bisa di terima setelah baju yang di pesan selesai sedangkan untuk membuat 1 baju bisa sampai 1 bulan lamanya dan dari hasil jasa merombak baju serta celana bisa mengantongi uang 30 ribu itupun tergantung dari kerumitan rombakan baju atau celananya.
Selain itu Bu Dewi juga merupakan ibu rumah tangga yang setiap hari mengurus ketiga anaknya terutama Raditya karena kondisi Raditya yang memiliki berbagai macam penyakit yang salah satunya penyakit Microsefalus yakni pengecilan otak sehingga membuat Raditya mengalami kelumpuhan dan tidak bisa berbicara bahkan untuk bernafas pun sangat berat karena terdapat Plek di tenggorkannya sedangkan yang normal hanyalah mata dan telinganya saja.
Setiap hari Bu Dewi dengan sabar memandikan, menyuapi, menggantikan baju atau popoknya bahkan memberihkan kotoranya, semua itu beliau lakukan dengan penuh rasa kasih sayang dan tanggung jawab. Besar sekali harapan Pak Endang dan Bu Dewi untuk kesembuhan anak sulungnya ini
“ Saya selalu memikirkan jika Saya sudah meninggal nanti yang mengurus serta merawat A Raditya siapa?... mumpung Saya masih ada saya ingin memperjuangkan kesembuhan A Raditya bagaimanapun caranya Pak, selama itu tidak melanggar aturan Agama.” Ucap Bu Dewi.
SahabatKu saat ini Raditya amat sangat membutuhkan uluran tangan kalian semua untuk kesembuhan dari ke 5 Penyakitnya yaitu Stunting, Microsefalus, Cerbralpalsi, Epilefsi dan Hernia. Yuk kita patungan untuk kesembuhan Raditya agar sembuh dari 5 penyakitnya tersebut dengan ikut berdonasi di penggalangan dana ini.
Disclaimer : Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya operasi Raditya, biaya pengobatan Raditya, memenuhi kebutuhan Gizi dan vitaminya, memenuhi penunjang kesehatan Raditya, modal usaha untuk orang tua Raditya dan jika terdapat kelebihan dana, akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para Dhuaf dan Program-program lainya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
KISAH ANAK TUKANG RONGSOK MELAWAN 5 PENYAKIT BERAT
terkumpul dari target Rp 100.000.000