Tanggal 12 November 2018, Gaza kembali dihujani rudal dan roket, suasana yang mulai memanas ini terjadi karena Pasukan Militer Israel melakukan operasi militer rahasia merangsek masuk dengan menyamar ke wilayah Khan Yunis Gaza Selatan.
Penyamaran tersebut langsung dilaporkan ke Pasukan Palestina, serentak pasukan Palestina menuju perbatasan dan melakukan perlawanan terhadap militer Israel sehingga baku tembak terjadi dan mengakibatan korban tewas.
Dikutip dari #infoknrpJabar, Salamah Makruf, Kepala Kantor Media Pemerintah Palestina menyampaikan, serangan udara yang dilancarkan israel ke Gaza, sejak Senin 12 November 2018 mencapai 150 kali serangan.
Serangan-serangan brutal tersebut menarget 80 titik di Gaza, diantaranya gedung-gedung pemerintahan, perumahan warga, kantor-kantor sipil, media, lahan-lahan pertanian serta Camp-Camp para pejuang Palestina.
Serangan-serangan israel ini menyebabkan 14 orang Palestina gugur dan 31 orang lainnya terluka. Merespon serangan israel tersebut para pejuang Palestina melalui "kamar bersama" menembakkan puluhan mortir dan ratusan roket ke wilayah pemukiman ilegal zionis.
Hingga akhirnya, serangan tersebut berakhir dengan kesepakatan damai yang dimediasi oleh pemerintah Mesir atas keinginan pemerintah zionis Israel pada hari selasa (13/11). Warga Palestina merayakan kemenangan atas keinginan gencatan senjata dari pihak Zionis tersebut, sementara para pemukim ilegal Zionis Yahudi melakukan demonstrasi di jalan-jalan mengecam pemerintahannya yang mengajukan gencatan senjata.
Belum genap satu hari gencatan senjata tersebut, Rabu (14/11) militer Israel langgar kesepakatan gencatan senjata dengan menembak seorang warga sipil, Nawaf Alattar seorang nelayan berusia 23 tahun di perairan Baitlahiya, Gaza Utara.
Selain itu, warga Palestina kembali ditembak di minggu ke-34, Jumat (16/11) dalam Aksi The Great March of Return. Dimana ribuan warga Palestian berkumpul di kamp Malaka di lansir dari TRTNews.
Gaza Masih Diblokade.
Mereka berkumpul dalam rangka melakukan protes menuntut kembalinya tanah air mereka dan penghentian blokade jalur Gaza oleh Zionis Israel.
Militer Israel mulai menembaki para pendemonstran dengan peluru dan gas air mata. Sebanyak 8000 demonstran berkumpul di sekitar lima kamp, meski terus mendapatkan kekerasan dari militer Israel. “Kami di sini untuk memberi tahu Zionis Israel ini tanah kami, kami tidak akan menyerahkannya. Selama kami masih hidup kami akan terus mempertahankan tanah kami." Ungkap salah satu demonstran.
Mari kita bersama-sama mendo'akan saudara-saudara kita di sana. Semoga kekejaman dan blokade di jalur Gaza ini segera berakhir.
Foto : Berbagai Sumber