“Mama… sakit maa, sakit banget maa…”

Suara rintihan Fauzi, bocah 12 tahun, mengguncang hati siapa pun yang mendengarnya. Ia hanya bisa menahan derita luar biasa akibat kanker tulang ganas yang menyerang tangan kirinya.

Tangan kirinya bengkak, tulangnya hancur, dan rasa sakitnya tak tertahan. Bahkan orang tua pun tak berdaya melihat anak bungsu mereka menderita.

Fauzi adalah anak yang terlahir kembar. Namun hidupnya tak seberuntung saudara kembarnya. Ia divonis kanker tulang setelah awalnya hanya terjatuh saat bermain. Karena keterbatasan biaya, orang tuanya hanya mampu membawanya ke tukang urut. Sayangnya, itu justru membuat kondisinya semakin parah. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter memvonisnya mengidap osteosarcoma, kanker tulang yang sangat agresif dan cepat menyebar.

Kini, Fauzi tak hanya kehilangan masa kecilnya. Ia juga terancam kehilangan tangan kirinya yang sudah hancur oleh kanker. Untuk bertahan hidup, ia harus menjalani kemoterapi dan amputasi secepatnya.

Mental Fauzi terguncang. Ia kerap menangis saat melihat saudara kembarnya bisa bermain bebas, sementara ia hanya bisa berbaring menahan sakit.

“Saya Gak Kuat Lihat Anak Saya Harus Diamputasi…” – Bapak Tukino

Bapak Tukino, ayah Fauzi, hanyalah seorang tukang bangunan dengan penghasilan tak menentu. Kini, ia harus menghentikan pekerjaannya demi mendampingi Fauzi berobat ke Jakarta.

Perjalanan mereka ke Jakarta pun hanya mungkin karena gotong royong warga sekitar. Tapi biaya pengobatan, kemoterapi, amputasi, serta biaya hidup di Jakarta jauh melebihi kemampuan mereka.

Fauzi harus segera menjalani kemoterapi dan amputasi, karena kanker telah menghancurkan tulang tangan kirinya. Jika ditunda, sel kanker bisa menyebar lebih luas dan mengancam nyawanya.

Sahabat, kamu bisa jadi harapan Fauzi agar bisa sembuh dan kembali ceria. Mari kita dukung Fauzi sampai sembuh total dan bisa kembali pulang ke Bengkulu, berkumpul lagi dengan keluarga dan bermain bersama saudara kembarnya.