Sedekah Syawal Untuk Bahagiakan Para Marbot
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Ridwan
Namaku Ridwan, usiaku saat ini 14 tahun. Aku menjadi marbot masjid sejak tiga tahun yang lalu. Setelah kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan dan sakit. aku tinggal di masjid dan menjadi marbot atas kesepakatan warga.
Hal itu karena orang tuaku tak memiliki tempat tinggal sendiri, sedangkan untuk tinggal di tempat kontrakan orang tuaku dulu aku juga tidak mampu. Pendidikanku juga seketika terhenti karena aku tak terlalu paham apa yang harus aku lakukan pada saat itu.
Keseharianku aku isi dengan membersihkan masjid, mengaji, adzan dan membantu warga sekitar masjid agar aku bisa tetap bertahan untuk tetap menjalani hidup.
Saat subuh menjelang, aku bergegas melantunkan ayat suci Al-Qur’an yang aku bisa. Setelah pagi aku segera membersihkan sekitar masjid agar tetap nyaman bagi jamaah yang datang.
Aku terpaksa terpisah dengan adik perempuanku, karena dia saat ini tinggal di pesantren putri yang cukup jauh dari masjid tempat aku bernaung. Aku sudah lama berhenti mengenyam pendidikanku, karena saat ini aku bahkan tak berani bermimpi untuk kembali bersekolah lagi. Meskipun jauh di lubuk hatiku keinginan itu masih ada.
Tak banyak keinginanku. Semoga saja suatu saat nanti aku dan adiku dapat kembali bersekolah dan meraih cita-cita kami.
Mak Ecoh
Meski Usianya sudah sangat Sepuh, mak echo (95) selalu semangat dan periang, mulutnya tak berhenti melantunkan sholawat ketika Ia menjalankan tugasnya sebagai seorang marbot pembersih masjid.
Iya mak Ecoh melanjutkan tugas mendiang suaminya yang puluhan tahun bertugas menjadi marbot di masjid tersebut. Sebuah profesi mulia yang mak ecoh pilih selain karena panggilan jiwa juga karena ingin mengenang mendiang sang suami yang Ia gambarkan sebagai seorang penyabar dan penuh kasih sayang.
"meski alakadarnya alhamdulillah bisa buat beli sedikit beras, lauknya seringnya pake kerupuk atau garam saja" Ungkap Emak ketika kami tanya berapa penghasilan nya dari menjadi marbot
Hidup di bawah garis kemiskinan Mak Ecoh seorang lansia tangguh dan penuh kasih sayang, dengan segala keterbatasan yang ia miliki Mak Ecoh rela mengangkat seorang anak yang hampir dibuang oleh ibu kandungnya ketika dilahirkan.
Anak tersebut Emak beri nama Dodi Permana dan kini telah berusia 34 tahun.
Namun walaupun usianya telah dewasa Dodi memiliki keterbatasan, Pemikiran dan prilakunya masih seperti Anak kecil. sehingga praktis Ia hanya bisa bantu Emak selayaknya anak-anak selebihnya Ia sangat tergantung pada Emak.
Di Usianya yang sudah sangat sepuh, Emak hanya berharap agar putra Asuhnya sehat dan segera dapat menjadi mandiri. Karena ke khawatiran terbesar Emak bukanlah kesehatan atau kondisinya, melainkan Emak khawatir siapa yang ngurus Dodi jika Emak telah tiada kelak.
Pak Yusuf
Pak Yusuf berusia 47 tahun, lahir dengan kelainan genetik langka. Kedua tangan dan kakinya melengkung. Tangan dan kakinya seperti terpelintir masuk kedalam, sehingga untuk berjalan saja Ia harus setengah menyeret tubuhnya.
Ditengah keterbatasan yang dimilikinya, pak Yusuf merupakan guru ngaji anak-anak disekitar wilayahnya. Walaupun tak sedikit pun Ia meminta upah sebagai guru ngaji, pak Yusuf dengan telaten dan penuh kasih sayang mengajari anak-anak muridnya yang setiap sore datang untuk belajar darinya.
"Meski kondisi saya seperti ini, saya ingin bisa bermanfaat dan berguna juga bagi masyarakat, dengan bekal sedikit ilmu, saya beranikan diri untuk mengajar ngaji bocah-bocah kecil semampu saya karena cuman itu yang bisa saya wakafkan, sedikit ilmu dan usia saya" Ungkak pak Yusuf penuh keyakinan.
Usia yang semakin hari bertambah tua dan lemah, begitu juga dengan menurunnya kondisi kesehatan. Pak Yusuf mempunyai impian ingin sekali mempunyai modal usaha untuk istri dan anaknya sehingga tidak hanya mengandalkan penghasilan dari profesinya sekarang ini.
Insan Baik, Mari kita bersama berbagi kebahagiaan kepada para Penggiat Agama dan Marbot Masjid dengan donasi terbaik kita. Berapa pun donasi yang di berikan akan menjadi sebab hadirnya kebahagiaan mereka.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk Kebutuhan para Penggiat Agama dan Marbot Masjid dibawah naungan Yayasan Amal Baik Insani.
Sedekah Syawal Untuk Bahagiakan Para Marbot
terkumpul dari target Rp 50.000.000