Sedekah Speaker Masjid, Gemakan Panggilan Allah
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Di umur berapakah kamu tahu bahwa lantunan adzan tidak pernah terputus sedetik pun?
Ya, panggilan suci ini berkumandang setiap detik, karena perbedaan zona waktu antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, di seluruh dunia.
Misalnya, adzan Subuh berkumandang pada pukul 04.30 waktu setempat di Papua. Selesai di Bumi Cenderawasih, kumandang adzan menyahut dari daerah Maluku. Setelah selesai di sana, selanjutnya adzan mengalun di wilayah Sulawesi.
Selesai Sulawesi, adzan Subuh mulai bergema di Jawa. Selanjutnya, beranjak ke Sumatera dan seterusnya berkumandang dari Timur ke Barat, sesuai zona waktunya.
“Yang tepat, hukum azan adalah fardhu kifayah. Tidak boleh jika ada di suatu negeri atau kampung yang tidak ada azan sama sekali.”
Sepatutnya kita bersyukur nama Allah masih bisa terlantun dan terdengar, karena ada hadits Nabi ﷺ yang menyebutkan bahwa kiamat tidak akan terjadi, hingga tidak ada lagi orang yang menyebut nama Allah di muka bumi.
Sayangnya, kumandang adzan hanya ramai di perkotaan. Kondisi sebaliknya Masjid Nusantara temukan di pelosok.
Adzan berkumandang tanpa speaker, mengandalkan kekuatan suara muadzinnya saja. Akibatnya, banyak warga yang ketinggalan waktu shalat.
“Tidak ada speaker atau sound, jadi kalau adzan, sekencang apapun, yang datang hanya warga terdekat saja,” tutur Bapak Maulana, muadzin Masjid Miftahul Huda, Garut.
Kalaupun ada speaker yang menggemakan suara adzan dengan lantang, seringkali kondisinya sudah rusak. Akibatnya, panggilan shalat ini terdengar kurang nyaman di telinga.
“Kondisi sound system masjid kami juga memprihatinkan dan kurang layak, saat muadzin mengumandangkan adzan suara speaker hilang timbul, sehingga jamaah yang jauh dari masjid tidak tahu kalau waktu sholat 5 waktu telah tiba,” kata Bapak Anwar, muadzin Masjid Al Irsyad, Toba Samosir.
Sobat, di balik kebutuhan speaker untuk adzan di masjid-masjid pelosok, kita harus memahami bahwa ini bukan kebutuhan akan barang, tetapi panggilan fitrah menunjukkan identitas muslim.
Rasulullah ﷺ pun menjadikan kumandang adzan sebagai patokan, apakah sebuah negeri Islam atau tidak.
Adzan juga berfungsi sebagai syi’ar Islam, yang saking pentingnya, syi’ar ini tidak pernah terlewat saat Nabi ﷺ hidup maupun sepeninggalnya.
“Maka Bilal diperintah untuk mengumandangkan azan dengan menggenapkan dan mengumandangkan iqamah dengan mengganjilkan.”
Sobat, mari beramal jariyah menghadirkan peralatan sound system dan speaker untuk masjid-masjid pelosok, yang kelak digunakan untuk memanggil umat Islam memenuhi kewajiban mereka sebagai hamba Allah.
Sedekah Speaker Masjid, Gemakan Panggilan Allah
terkumpul dari target Rp 100.000.000