Sedekah Kebutuhan Santri Tuna Netra Penghafal Quran
terkumpul dari target Rp 100.000.000
BISMILLAHIRRAHMANIRROHIM
Ada sebuah amalan yang pundi-pundi pahalanya mengalir saat kita sibuk bekerja, tertidur lelap bahkan ketika sudah meninggal dunia. Ini adalah amal jariyah.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim, no. 1631)
Pesantren Tunanetra Sam’an Darushudur mulai berdiri pada tahun 2014 ketika Ustadz Dr. Ridwan Effendi mendirikan Yayasan Sam’an Netra Mulia. Merasa prihatin dengan minimnya pesantren untuk disabilitas netra, beliau, sebagai satu-satunya disabilitas netra lulusan pesantren di Garut, merasa terpanggil untuk menginisiasi pesantren khusus.
Pesantren Tunanetra Sam’an Darushudur telah memberikan manfaat kepada 73 orang, melahirkan 10 hafidz 30 juz, dan mendorong 3 santri melanjutkan ke perguruan tinggi melalui jalur beasiswa hafidz. Saat ini, Pesantren Sam’an memberdayakan 16 asatidz disabilitas netra dan 5 asatidz non-disabilitas netra.
Ikut berkontribusi dalam program sedekah santri tuna netra. Semoga menjadi amal jariyah yang tak terputus. karena setiap sedekah yang kita salurkan sangat menunjang berjalannya aktiviats belajar para santri dan santriwati untuk kelak bisa menjadi da'i daiyah penghafal qur'an bagi insan tuna netra.
Sedekah sahabat akan digunakan memenuhi kebutuhan para santri, mulai dari makan (sahur dan buka puasa senin-kamis), kebutuhan belajar mengajar dan segala biaya operasional pesantren.
Dengan Cara :
Sedekah Kebutuhan Santri Tuna Netra Penghafal Quran
terkumpul dari target Rp 100.000.000