SEDEKAH AIR UNTUK SANTRI PEJUANG ILMU DI PELOSOK
terkumpul dari target Rp 60.000.000
“Senang aja, bahagia bisa lihat anak-anak bermain & belajar disini. Lagi pula juga jauh kalau anak-anak di RW kami harus ke Masjid utama khawatir disaat kondisi Mengaji malam.”ucap Ustadz Idas, salah satu pengajar di Madrasah Manarul Huda.
Pak Idas (39) pengajar di Masjid Manarul Huda, berhijrah dari kampung halamannya di Cikajang ke tempat saat ini beliau mengajar di desa Tanjungjaya Garut Selatan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat setempat khususnya anak-anak dalam mengajarkan Syiar Agama. Tidak mengharapkan imbalan beliaupun di bantu oleh kerabatnya membangun sebuah Madrasah tempat anak-anak usia 4-15 tahun untuk belajar memahami ilmu Agama. Bukan tanpa alasan beliau membangun sebuah sarana belajar bagi masyarakat setempat, tetapi karena akses menuju Masjid utama sebagai madrasah sangatlah jauh, sekitar 1,5 Km dari Madrasah Manarul Huda tempat Ustadz Idas mengabdi.
Akses jalannya yang masuk ke daerah perbukitan & fasilitas jalan yang masih berbatu menjadi kendala juga mengapa jarak ke Masjid utama dikatakan sulit dan mau tidak mau harus ditempuh dengan berjalan kaki. Ustadz Idas tentunya tidak sendiri dalam urusan ngajar mengajar, beliau dibantu oleh kerabat-kerabatnya untuk mengurusi kurang lebih 70 orang santri yang dibagi menjadi 3 kelompok umur dalam mengajar.
“Gratis, bukan tujuan kami kalau urusan materi. Kami masih bisa bertahan dengan bertani. Segini pun kami bergotong royong, Alhamdulillah setelah dari 2015 kami yang mengajar menabung, akhirnya bisa juga dapat sarana yang layak untuk belajar meski masih seadaanya.” Ucap Usatadz Idas kembali.
“Masih seadanya” mungkin itu kalimat rasa syukur dari Ustadz Idas yang diucapkan kepada kami, namun kondisi nyatanya tidak seperti itu. Santri yang belajar di Madrasah Manarul Huda memang tidak dipungut biaya apapun namun terkadang ada saja sedikit rezeki dari para orang tua yang memberikan untuk keperluan operasional, hanya saja itu tentu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional Madrasah. Dapat dilihat dari kondisi Al-Qur’an yang usang dan jumlahnya pun timpang antara jumlah Mushaf juga Santrinya, Papan Tulis untuk sarana belajar juga seadanya, hanya beralaskan lantai tanpa karpet atau alas dan yang terparah adalah sumber air juga MCK.
“Anak-anak biasanya bawa kompan (jerigen air) dari rumah buat wudhu atau keperluan lainnya kalau mata air disini lagi kering, kalau ada biasanya mereka juga harus nampung dulu pake kompan di mata air. Wudhu sama buang air ya Cuma disitu. Belum ada uangnya buat bangun tempat wudhu sama toilet.” Ustadz Idas kembali memaparkan kondisi di Madrasah Manarul Huda.
Terbayang perjuangan para santri juga jemaah di sekitar Madrasah Manarul Huda dalam menjalankan kewajibannya sebagai muslim yang baik, untuk sekedar wudhu pun mereka harus masuk ke kebun yang cukup terjal, itu pun harus ditampung menggunakan wadah seperti Jerigen Air, bahkan terlihat MCKnya pun seadanya saja. Namun para santri di Madrasah Manarul Huda ini tidak kehilangan antusias mereka untuk menuntut ilmu, kesulitan dalam urusan Air, MCK, hingga fasilitas penunjang belajar pun tetap bersemangat datang untuk belajar.
SahabatKU… melihat perjuangan mereka dengan kondisi tersebut, apakah SahabatKU tergerak untuk membantu meringankan kesulitan mereka ? Yuk! Mari kita dapatkan pahala jariyah yang terus mengalir dengan membantu sedikitnya Madrasah Manarul Huda ini memiliki fasiltas tempat untuk berwudhu juga MCK yang layak.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk Pembangunan Toilet beserta tempat Wudhu Madrasah Manarul Huda dan Pemenuhan penunjang Ibadah di Madrasah Manarul Huda seperti Karpet atau Sajadah, Sarung, Mukena, Al- Qur’an, Iqro, Papan Tulis untuk belajar, serta jika terdapat Kelebihan dana akan digunakan untuk membantu pemenuhan kebutuhan Masjid, Madrasah dan Pondok pesantren lain nya dan Program Kebaikan lain nya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
SEDEKAH AIR UNTUK SANTRI PEJUANG ILMU DI PELOSOK
terkumpul dari target Rp 60.000.000