SEDEKAH AIR BERSIH UNTUK PENGUNGSI GAZA
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Mirisnya Anak-Anak Gaza, Palestina Hanya Minum Air Hujan di Tengah Konflik
“Allah sayang kami. Dia tahu kami kehausan dan Dia turunkan air hujan ini untuk kami,” ungkap wajah sumringah bocah Gaza, Palestina yang tengah menjaga embernya sampai penuh dengan air hujan.
Tak lama dari itu muncul peringatan bahwa air hujan pun tak boleh mereka ambil karena itu bukan milik mereka. Air hujan itu bukan hak mereka.
Sudah bukan menjadi masalah baru untuk jalur Gaza yang kesulitan mendapatkan air bersih. Makin hari, kebutuhan air bersih makin mendesak karena meningkatnya kebutuhan namun persediaan sangat terbatas dikarenakan agresi militer yang berkelanjutan.
Kondisi diperparah dengan konflik terpanjang hampir satu bulan penuh selama November 2023. Diprediksi, berminggu-minggu warga sipil Gaza, Palestina akan krisi air bersih dan menghadapi kelaparan.
Kondisi miris itu sudah disampaikan oleh World Food Programme, Program Pangan Dunia PBB yang memperkirakan imbas dari konflik yang sudah berlangsung selama satu bulan. (Dikutip CNBC Indonesia, 17/11)
Sebelumnya juru bicara badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF), James Elder, sudah menyebutkan perkiraan bayi-bayi di Gaza, Palestina terancam nyawanya dehidrasi. Sebab produksi air bersih di Gaza kini hanya 5 persen dari kebutuhan.
Pabrik penyulingan air tidak berfungsi karena rusak dan bahan bakar pun tidak ada. (Dikutip Kompas, (7/11).
Kondisi ini juga sangat menyulitkan perempuan Gaza. Mereka terpaksa mengonsumsi tablet bernama noreithisterone. Begitulah laporan terbaru dari Al-Jazeera (Dikutip CNBC Indonesia (1/11).
Tablet itu biasanya hanya diresepkan pada kondisi tertentu karena alasan medis seperti perdarahan menstruasi parah, endometriosis, dan nyeri haid. Tentu saja ada efek samping karena sejatinya para perempuan korban konflik di Gaza, Palestina dalam keadaan sehat.
“Pil tersebut memiliki efek samping seperti pendarahan vagina yang tidak teratur, mual, perubahan siklus menstruasi, pusing, dan perubahan suasana hati.”
Tapi, para perempuan Gaza tak punya pilihan lain. Kondisi serba buruk dan risiko konflik yang masih terus mengancam membuat kondisi sanitasi buruk sampai langkanya pembalut. Kebersihan mereka terabaikan.
97 persen ketersediaan air di wilayah jalur Gaza bahkan dinilai sudah tidak layak konsumsi (Sumber : Republika). Air yang ada pun sudah tercemar dan asin karena tercampur dengan air laut. (Sumber : Sindonews)
Sumber foto : Republika
Kelangkaan air bersih itu terjadi karena banyaknya pipa-pipa yang mengalirkan air bersih rusak karena perang. Selain itu populasi di daerah Jalur Gaza terus berkembang. Blokade Zionis terhadap bahan-bahan penting masuk ke Jalur Gaza membuat air makin sulit terjangkau.
Warga Palestina harus membeli air bersih yang layak konsumsi dengan harga cukup mahal. Namun mengingat pengepungan yang dilakukan oleh Zionis membuat situasi ekonomi di Jalur Gaza ikut terdampak.
republika.co.id
Masih segar ingatan kita dengan serangan warga Palestina oleh Zionis Israel di bulan Ramadhan lalu. Serangan yang berkelanjutan itu membuat dua pipa penyalur utama air bersih di jalur Gaza hancur terkena bom Israel. (Sumber : CNN Indonesia)
Lagi-lagi, pasokan air bersih menjadi makin langka bagi warga Palestina setelah sebelumnya sudah sangat sulit didapatkan.
Sahabat,
Dari Sa’id bahwasanya Sa’ad mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya,
“Sedekah apa yang paling engkau sukai.” Jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sedekah air.” (HR. Abu Daud, no. 1679)
Mari sedekahkan sebagian harta kita untuk bangun sumur/ penyediaan air bersih Palestina yang terus hadapi krisis air bersih. Jangan biarkan mereka terus menderita. Semoga bantuan yang kita berikan dapat meringankan duka penderitaan warga Gaza.
Mari ikut bergerak mengalirkan air bersih agar warga Palestina agar dapat hidup lebih baik. #SobatZakat dapat berdonasi dengan cara:
Klik "DONASI SEKARANG"
Kitabisa.com - Indonesia's Fundraising Platform
SEDEKAH AIR BERSIH UNTUK PENGUNGSI GAZA
terkumpul dari target Rp 100.000.000