
Sampah Menjadi Penopang Hidup Mbah Suanti
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Di pingiran perkotaan, tepat di depan sebuah toko sembako yang sudah berdiri belasan tahun, seorang mbah tua terhenti langkahnya sebab lelahnya mencari sampah. Namanya mbah Suanti (65), kakinya tertatih karena usianya renta namun masih harus mengambil sampah. Tanpa beralas kaki setiap hari mbah Suanti membawa kresek hitamnya untuk menaruh botol kardus bekas yang didapatnya.
Pagi itu matahari belum terlalu terik. Udara yang sejuk, tapi mbah tua suanti sudah mulai mencari botol. Di depan toko sembako, di karung tempat sampah biasa dibuang mbah selalu mengorek-ngorek karung tersebut untuk mengumpulkan botol bekas dan kaleng bekas.
Setiap botol dan kaleng yang masuk ke plastik tempat ia menaruh hasil temuannya baginya bukan sekadar sampah, itu adalah uang untuk membeli beras untuk makan sehari-hari. Dengan tubuh yang sudah tua mbah masih semangat untuk mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Terkadang jika mbah lelah dia merebahkan dirinya didepan toko untuk sejenak beristirahat
Ketika plastik nya sudah terisi setengah, mbah tua itu membawanya. Dengan jalan yang sedikit pincang, tapi ia tetap berusaha tegap. Sebelum pergi, ia melambaikan tangan pada pemilik toko. "Saya pamit dulu, Nak. Besok saya datang lagi terima kasih ya."
Mbah suanti pun berjalan pelan menyusuri jalan sebuah gang menuju rumah sembari mencari botol dan kaleng bekas untuk memenuhkan plastik tempat ia menaruh temuannya. Membawa Plastik penuh botol dan kaleng bekas, membawa harapan sederhana untuk hari itu.
Setiap botol yang dikumpulkan Mbah Suanti bisa kita ganti dengan rezeki lebih layak. Yuk #OrangBaik ulurkan tanganmu hari ini bantu mbah Suanti!

Sampah Menjadi Penopang Hidup Mbah Suanti
terkumpul dari target Rp 100.000.000