Ai siti fatimah, adalah anak kelas 4 SD yang baru saja ditinggal sang ayah 2 bulan lalu. Sebelum ayahnya tiada, siti selalu ikut dengan ayah untuk bekerja dan seringkali mendapat uang jajan. Ayah siti sebelumnya bekerja sebagai linmas di desa, kerja di malam hari selama 2 malam baru bisa pulang ke rumah. Ayah siti meninggal setelah pulang bekerja di malam hari dan meninggalkan bekal 20.000 yang dijanjikan untuk beli sarapan siti dan ibu di hari itu. Ibu siti adalah seorang pedagang gorengan dan kopi di rumahnya yang dekat dengan sekolah. Namun setelah pandemi dan sekolah diliburkan, warungnya juga ikut diliburkan. Setelah ayah siti meninggal, ibu siti terpaksa harus menjadi pencari nafkah tunggal dengan serabutan mencucu atau membersihkan rumput dan menjadi buruh kebun dengan upah 25000 sehari. Upah tersebut tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperi bayar listrik, SPP sekolah, makan, juga biaya jajan sekolah sehari-hari yang biasanya diberi oleh ayahnya. Oleh karena itu, siti yang masih kelas 4 sd terpaksa harus berjualan jeruk nipis, hasil petikan dari pohon-pohon peninggalan ayahnya yang dulu dirawat bersama dengan siti. Siti berjualan jeruk nipis keliling kampung dan hasil penjualannya siti tabung untuk keperluan sekolahnya. Siti tinggal bersama ibu dan kakaknya yang sedang sekolah di kelas 1 SMA di rumah yang di bangun diatas tanah desa. Rumahnya yang dibangun dari kayu dan triplek seringkali bocor ketika hujan dan roboh ketika ada angin besar. Tapi siti dan keluarga nya dipaksa nyaman untuk tinggal di rumah nya yang sempit demi memenuhi kebutuhan dasar dan mendesak lainnya. Sampai saat ini, siti masih terus mengingat ayahnya karena kepergian sang ayah secara tiba tiba dan meninggalkan siti di usianya yang masih butuh kasih sayang sang ayah.
Bantu Siti
terkumpul dari target Rp 95.851.350