Tak Bisa Buang Air Besar Kelainan Usus Mengancam Nyawa
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Rashyd, Usianya baru genap 1 bulan, tapi sudah harus menderita kelainan usus besar yang membuatnya tak bisa BAB dan buang angin hingga perutnya membesar. Ujar dokter, jika tak segera ditangani ada resiko infeksi yang mengancam nyawanya.
“Saya sayang banget sama Rashyd Kang, saya nggak mau kalau harus kehilangan,” Tangis Ibu.
Bayi mungil lucu nan tampan ini bernama Arrashyd. Rashyd adalah putra kedua dari Pak Asep dan Bu Titin, sejak lahir Rasyhd ternyata mengalami kelainan pada saraf usus besarnya yang membuat lubang anusnya mengalami penyempitan, sehingga Rashyd tak bisa buang air besar dan buang angin secara normal.
“Karena itu perutnya besar dan keras Kang, kotoran dan gas di dalem perut terus menumpuk. Kalau mau buang air besar, anus Rasyhd harus di suntik pakai cairan lewat selang. Sedih lihatnya,” Ucap Ibu.
Penggunaan selang ini pun sebenarnya kurang efektif karena Rasyhd harus tetap mengejan untuk bisa mengeluarkan kotorannya.
“Kalau mengejan muka Rasyhd suka merah banget, sering sampe susah nafas juga. Kasihan saya mah gak tega anak sekecil ini harus rasakan sakit luar biasa,” Ujar Ibu.
"Kata Dokter, satu-satunya jalan adalah melakukan operasi, tapi kami masih kekurangan biaya yang cukup besar untuk bisa melakukan operasi bagi rashyd, tapi jika menunggu terlalu lama ada resiko infeksi yang bisa mengancam nyawa anak kami..." Tutur Pak Asep menahan tangis.
Pak Asep sendiri adalah seorang guru ngaji, penghasilannya sangatlah tidak menentu. Bergantung pada pemberian seikhlasnya dari orang tua murid yang diajarnya, terkadang setiap murid hanya memberinya Rp.1000 saja sebagai infaq.
“Wajar Kang, 10 murid saya semua berasal dari keluarga kurang mampu, mereka ada keinginan ngaji juga saya udah seneng.. Gak papa pemberian mereka kecil, tapi do’a yang mereka panjatkan untuk anak saya besar banget. Mereka suka berdo’a supaya anak saya cepet sembuh.. Semoga Allah mudahkan dan kabulkan,” Ucap Pak Asep.
Terkadang Pak Asep juga mencoba membuka jasa menjahit untuk menambah tabungan biaya operasi Rashyd.
Di samping itu Pak Asep juga harus menanggung biaya hidup ketiga adiknya, karena kedua orang tuanya telah tiada.
"Saya pengen banget kang bawa anak saya ke rumah sakit, saya nggak tega lihat anak saya menangis kesakitan setiap hari, tapi saya juga bingung, jangankan untuk ke rumah sakit kang, kadang untuk makan sehari-haripun saya harus menjual barang-barang yang ada di rumah..." Cerita Pak Asep.
#TemanKebaikan, Kondisi Rashyd sangatlah tidak baik, bayi malang itu harus segera melakukan operasi. Hanya kita yang bisa selamatkan nyawanya, bantu yuk?
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Tak Bisa Buang Air Besar Kelainan Usus Mengancam Nyawa
terkumpul dari target Rp 60.000.000