Kisah Tulus Abah, Rawat Aku Agar Bisa Makan...
terkumpul dari target Rp 60.000.000
“Abah muncul benjolan ini dari umur 17 tahunan kang, Bapak dan Kakak Abah juga ada.. Awal-awal Abah suka ngerasa malu dan sedih karena suka di ejekin.. Abah sampe mikir ini teh apa kutukan ya? Tapi sekarang mah Abah udah ikhlas dan nerimain kondisi karena mungkin udah nasib dan harusnya Abah punya penyakit ini. Sekarang Abah cuma bisa minta sama Allah buat lapangkan hati Abah..” lirihnya
Abah Ramin kini usianya sudah menginjak kepala 8 dan 63 tahun sudah beliau idap penyakit langka ini. Sedihnya banyak orang yang tak mau dekat-dekat dengan Abah karena ucapnya ‘takut tertular’. Pernah berobat hingga uangnya habis, seolah kini Pak Ramin ‘menyerah’ dan mempasrahkan penyakitnya.
Langkah kakinya pun sudah terseok-seok, namun Abah Ramin masih saja terus bekerja keras dengan mengumpulkan barang bekas dari jam 5 subuh hingga sore hari. Tidak sebentar, sudah 11 tahun lamanya Abah melalukan pekerjaan tersebut, karena bagi Abah hanya merongsoklah satu-satunya cara untuk Abah dan keluarganya bisa bertahan hidup.
Satu-satunya tempat berteduh yang Abah Ramin tempati pun kondisinya sangat miris dan memprihatinkan. Dinding rumah yang berlubang hanya Abah tambal dengan beberapa kardus pun kamarnya yang bocor hanya ditutupi dengan sehelai plastik.
Ungkap Abah, “Kardus dan plastiknya juga Abah dapet dari hasil rongsok kang.. Kalo hujan besar besoknya Abah harus ganti lagi kardusnya karena suka kebasahan..”
Tak hanya sampai situ kesedihan yang harus dirasakan Abah Ramin. Kedua anaknya bahkan bukan membantu setiap kesulitan yang dialami Abah. Mereka justu ‘meninggalkan’ buah hati mereka sendiri di rumah Abah. Hingga kini Abah dan Istrinya harus mengurus kedua cucunya.
Hingga terpaksa karena Abah tak mempunyai uang yang lebih, Seringnya kedua cucu dirumahnya hanya bisa Abah beri makan dengan nasi dan royko saja. Bahkan terkadang Abah rela tidak ikut makan bersama. Ungkap Abah,
“Abah mending tahan lapar demi dua cucu bisa kenyang, Abah mah gampang, gapapa besok lagi aja..”
#TemanKebaikan, Abah Ramin sangat membutuhkan uluran tangan darimu. Yuk bantu Abah dan keluarganya hidup lebih layak
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Kisah Tulus Abah, Rawat Aku Agar Bisa Makan...
terkumpul dari target Rp 60.000.000