Sepasang Lansia Sebatang Kara Ingin Terus Hidup Bersama
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Tanpa anak dan keluarga, Abah Umar (65) dan Mak Encah (60) hanya memiliki satu sama lain. Hari-hari mereka dipenuhi perjuangan dan kesulitan yang luar biasa.
Abah Umar yang tubuhnya kian melemas, sulit digerakkan, juga tak bisa berjalan akibat penyakit rendah gula yang dideritanya selama 27 tahun lamanya.
“Udah lama nak, 4 tahun terakhir ini Abah udah gak bisa ngapa-ngapain. Cuman bisa tiduran lemes. Emak pengen teh bawa berobat, tapi gak ada biayanya, sehari bisa nemu nasi juga udah bersyukur banget,” cerita Mak Encah.
Akan tetapi, Bah Umar tak pernah mengeluh atas sakitnya, selalu memancarkan keikhlasan dari raut wajahnya.
“Abah mah gak pernah minta pijitin atau apa ngeluh sakit Nak, Abah mah baik teh pisan sama Emak, katanya Abah kasian sama Emak udah capek seharian, sekali pernah bilang katanya pusing, sakit, lemes semua badan,” Ucap Emak.
Mak Encah kini jadi tulang punggung keluarga, berkeliling jual beras ketan. Tak jarang kaki Emak pun tak sanggup berjalan karena pegal dan sakit, mengingat usianya yang tak lagi muda.
“Seminggu bersih teh dapet 30 ribu, sehari kurang lebih 4 ribu. Emak cukup-cukupin Nak. Kadang ada yang suka minta ke emak buat buatin sapu lidi atau kue-kue basah, Emak seneng teh bisa buat ngumpulin uang buat Abah berobat,” Tangis Emak.
Cerita Emak, tiap kali hendak pergi berjualan pasti menangis saat izin ke Abah. Ujarnya,
“Gak tega ninggalinnya Nak, Emak kalau keliling juga suka pengen cepet-cepet pulang, takut Abah kenapa-napa, Emak gak mau kehilangan Abah, pengen bareng-bareng terus, Emak gak punya siapa-siapa lagi disini,”
Tak hanya Emak yang menangis, Abah pun kerap meneteskan air matanya, Ujar Abah,
“Abah sedih, gak bisa menuhin tanggung jawab jadi suami, malah repotkan Emak, Emak juga padahal udah sering sakit kakinya. Suka greget pengen usaha, tapi da gimana Abah jalan ke dalem aja harus ngesot Nak,”
#TemanKebaikan, biarkan mereka terus bersama yuk? Kita bantu Abah sampai sembuh.
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Sepasang Lansia Sebatang Kara Ingin Terus Hidup Bersama
terkumpul dari target Rp 60.000.000