Andalkan Upah Gorengan 200 Perak Untuk Hidupi Keluarga
terkumpul dari target Rp 60.000.000
“Mau sampe malem juga bakal Ibu usahain Kang, sebisa mungkin gorengannya harus habis. Soalnya kalau engga Ibu gak bisa beli beras, kasian anak dirumah kalau gak makan,” -Lirih tangis Mak Acih.
Mak Acih merupakan sosok ibu yang tangguh sebagai tulang punggung keluarga. Sedih, puluhan tahun kumpulkan upah Rp200 perak dari setiap gorengan yang terjual.
Tak bisa dipungkiri, cobaan bertubi-tubi datang dalam hidupnya, seolah tak pernah memberinya waktu untuk bernapas, bebannya begitu berat…
Anak dan suami Mak Acih tidak bisa mendengar dan berbicara sejak lahir. Tak hanya itu, kondisi kaki mereka juga hanya memiliki dua jari, membentuk seperti capit kepiting. Sehari-hari, Mak Acih harus berkomunikasi dengan anak dan suaminya menggunakan bahasa isyarat.
“Dirumah kaya gini, sepi Kang. Kadang Ibu sedih gak ada temen ngobrol, tapi ini takdir yang harus Ibu terima,” -Mak Acih.
Anaknya bernama Elin, suaminya bernama Abah Eman. Untuk membantu penghasilan Mak Acih, sehari-hari Abah Eman menjadi pencari kayu bakar. Walaupun hasilnya tak seberapa, setidaknya bisa menambah untuk membeli beras.
“Gak pantang nyerah Bapak mah Kang, nyoba kerja ini itu banyak. Tapi sayangnya gak ada yang mau mempekerjakan Bapak. Katanya kasihan, padahal bapak mah ulet orangnya,” -Ujar Mak Acih.
Elin anaknya seringkali dapatkan ejekan dari warga sekitar karena kondisinya. Pernah mencoba untuk berteman pun teman-teman tak ada yang mau menanggapi, bahkan ujar Mak Acih pernah sampai dilempari batu.
“Sekarang jadi suka menyendiri, cuman Emak aja temen ngobrolnya sehari-hari. Suka bantu juga nyiapin jualan. Kasihan Kang.. Padahal anak Emak mah gak pernah jahat sama siapapun,” -Cerita Mak Acih.
Pernah tak makan sampai 4 hari, barang-barang berharga pun sudah habis terjual..
Ceritanya,
“Waktu itu Elin sakit, penghasilan yang di dapet dikit banget, cuman bisa beli 1 bungkus nasi sisanya beli obat Elin. Ibu sama Bapak gak makan 4 hari, mau jual barang juga udah habis, gak tau Emak harus jual apa lagi, mau gak mau tahan lapar Kang..”
“..Sedih sama hidup Emak yang kayak gini. Tapi Abah suka ingetin untuk jangan lupa bersyukur,” ungkap Mak Acih.
#TemanKebaikan, begitu berat cobaan yang dilalui Emak setiap harinya, maukah kamu berbagi kepada mereka agar bisa makan dan hidup dengan layak?
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Andalkan Upah Gorengan 200 Perak Untuk Hidupi Keluarga
terkumpul dari target Rp 60.000.000