Lansia Pikul 30kg Dagangan untuk Bisa Makan
terkumpul dari target Rp 180.000.000
Kakek Suharta Pinggu Mainan 30kg untuk Makan
Pernahkah kamu pernah melihat seorang pedagang yang menjual alat musik tradisional? Di era modern seperti sekarang, orang yang membeli alat musik tradisional sangatlah sedikit. Namun, ada seorang kakek berusia 76 tahun yang sangat gigih dalam mencari nafkah dengan menjual alat musik tradisional. Meskipun kondisi fisiknya sudah melemah, ia tetap berjuang keras.
Jika orang mendekati kakek Suharta, pasti akan melihat dengan jelas satu mata kanannya tak bisa melihat dan satu mata kirinya terkena katarak. Meski penglihatannya demikian, Kakek Suharta tak pernah mengeluh. Bahkan setiap hari, dengan tubuhnya yang juga bungkuk, kakek harus memikul puluhan alat musik tradisional yang beratnya mencapai 30 Kg dan berkeliling sejauh lebih dari 10 Km.
Sewaktu tengah hari kami tanya “Udah makan belum kek?”
Kakek jawab sembari berkaca-kaca,
“Belum kang soalnya alat musiknya belum ada yang laku, tapi gapapa kakek mah udah biasa baru bisa makan siang atau sore. Kalau gak laku sama sekali ya enggak makan seharian, biasanya kakek ganjel dengan terus minum air putih..”
“Biasanya sehari suka laku 2-3 alat musik aja kang. Kadang suka sedih soalnya kakek udah buat hampir puluhan alat musik. Kayanya karena emang udah gak jaman juga ya kang alat musik kaya gini sekarang?”
Cerita hidup Kakek Suharta benar-benar membuat kami merasa sedih, haru, dan tertampar seketika. Belum lagi saat kami mengetahui, keuntungan dari 2 atau 3 alat musik yang sudah terjual dalam sehari hanya cukup untuk membeli satu porsi nasi dengan 1 lauk saja.
Jika letih, kakek Suharta sesekali berhenti di bawah pohon, sambil mengelap alat musik tradisional yang dibawanya agar tidak kotor dari debu jalanan.
Salutnya beliau tak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai umat yang taat kepada-Nya. Setiap kali adzan berkumdang, beliau langsung melaksanakan ibadah sholat walau hanya beralaskan kardus saja.
TemanKebaikan, di usia senjanya, Kakek Suharta sangat membutuhkan penghidupan yang lebih layak dan berkecukupan. Maukah kamu menjadi alasan kakek Suharta dan para lansia lainnya tersenyum hari ini?
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Lansia Pikul 30kg Dagangan untuk Bisa Makan
terkumpul dari target Rp 180.000.000