Jalan Tertatih Kakek 77 Tahun Jual Tisu Demi Hidup
terkumpul dari target Rp 110.000.000
“Jualannya sepi, bawa 10 tisu cuman laku 4, Abah mau pulang aja.. Abah capek Den..” Rintih Abah saat pertama kali kami temui di pinggir jalanan dekat lampu merah Buah Batu, Bandung.
Diusianya yang sudah menginjak 77 tahun, Kakek Rohman masih sibuk menghabiskan waktunya untuk berjualan di jalanan menjajakan tisu kepada pengendara yang berhenti di lampu merah.
Ujarnya,
“Abah suka kalah lari sama penjual tisu lainnya Den, lari Abah mah mungkin jalannya mereka. Kaki Abah udah nggak kuat jalan, jadi gini bisanya pelan-pelan. Tapi sedihnya teh pas Abah sampe ke lampu merahnya, orang-orang udah nggak ada yang mau beli tisunya, soalnya udah beli duluan tadi di penjual yang lain..”
Begitulah hari-hari yang harus dilalui di masa tuanya. Padahal kaki dan tubuh rentanya itu sebenarnya sudah tidak sanggup untuk sekedar berdiri berlama-lama di jalanan.
Untung dari 1 tisu yang di jualnya pun tidak banyak, hanya 3ribu rupiah. Bisa bawa pulang kerumah 15ribu rupiah setiap harinya saja Kakek Rohman sudah sangat merasa senang.
“Cape mah cape.. Tapi kalau Abah nggak jualan makannya bagaimana?,” Tanya Abah pada kami.
Sungguh miris.. Tidak bisa makan dalam sehari bukanlah hal yang asing bagi Kakek Rohman. Bahkan ujarnya, selama berjualan dari pukul 7 sampai 5 sore itu pun Kakek tak pernah makan terlebih dahulu. Satu-satunya penolong laparnya hanyalah satu botol air putih yang selalu dibawanya. Hingga seringkali beliau rasakan lemas, berkunang-kunang, bahkan hampir pingsan saat sedang berjualan. Terlebih Abah miliki penyakit Diabetes yang semakin membuat tubuhnya melemah..
“Kalau hasil jualan Abah cukup buat beli makan, Abah bisa makan Den. Kalau enggak cukup, Abah tabung dulu sampe besok kekumpul buat beli makan..” Lirihnya.
#TemanKebaikan sudah bertahun-tahun Kakek Rohman rasakan pedih berjuang dijalanan untuk sekedar bisa menyambung hidupnya. Saat ini giliran kita bahagiakan Kakek disetiap detik masa tuanya yuk?
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Jalan Tertatih Kakek 77 Tahun Jual Tisu Demi Hidup
terkumpul dari target Rp 110.000.000