
Bantu Perjuangan Ibu Tunanetra untuk 4 Anaknya
terkumpul dari target Rp 90.000.000
Sejak lahir, Bu Walmi tak pernah tahu seperti apa warna dunia. Hidupnya gelap. Tapi setiap hari ia tetap berjalan hingga hampir 10 km untuk menjajakan lauk sederhana.
Di rumah kontrakan kecil yang sering tertunggak, empat anaknya menunggu dengan perut kosong.
“Saya pernah diusir dari kontrakan karena 2 bulan nggak bayar. Malam itu, saya gendong anak-anak keluar, nggak tau harus tidur di mana. Semoga nggak kejadian lagi…”
Anak-anak Bu Walmi masih kecil dan penuh kekurangan. Yasir (5) tak bisa berjalan dan bicara sejak lahir. Wahyu (2,5), si bungsu, matanya tidak normal. Sementara dua kakaknya yang duduk di bangku sekolah dasar pun ikut merasakan kerasnya hidup dari keringat seorang ibu tunanetra.
Setiap pagi, Bu Walmi berangkat sambil menggandeng Wahyu. Anak sekecil itu harus ikut berpanas-panasan, karena jika ditinggal di rumah, tak ada yang merawat.
Dengan langkah hati-hati, ia menjajakan lauk yang disebutnya temen nasi. Keuntungan yang didapat hanya seribu rupiah per bungkus. Jika habis terjual, paling banyak ia bawa pulang Rp20.000. Jika tidak, pulang dengan tangan hampa.
Sering kali, perjalanan itu berakhir menyakitkan. Tak jarang Bu Walmi menabrak orang, jatuh tersungkur, bahkan pulang dengan tubuh penuh luka dan lebam.
“Sebenernya nggak tega bawa anak sekecil ini jualan, saya bukan ingin dikasihani juga. Tapi kalau dirumah, Wahyu benar-benar tidak terperhatikan.. Saya takut dia kenapa-napa,” Ucapnya.
Yang menyayat, pernah suatu kali, uang hasil jualannya dirampas. Ia dibawa orang ke tempat sepi, lalu ditinggalkan tanpa HP, tanpa uang sepeser pun. Malam itu, anak-anaknya tidur tanpa makan.
Bu Walmi sering berkata,
“Gapapa saya menderita… asal anak-anak saya jangan sampai gak makan.”
Kalimat ini terdengar sederhana, tapi penuh luka.
Belum lagi ibu juga harus putar otak karena Yasir belum pernah sekalipun mendapat terapi, juga Wahyu belum pernah diperiksa matanya.
Harapan Bu Walmi tak muluk: bisa punya usaha kecil di rumah, agar tak perlu lagi berjalan jauh. Yang lebih penting, ia ingin Yasir bisa mendapat terapi, Wahyu bisa berobat dan anak-anaknya bisa tumbuh lebih sejahtera tanpa harus merasakan pedihnya perjuangan ibu.
Kita bisa jadi cahaya di tengah gelapnya dunia Bu Walmi. Sedikit bantuan dari kita bisa membuatnya berhenti berjalan sejauh itu, bisa membawa Yasir berobat, bisa memberi masa depan lebih baik untuk keempat anaknya. Mari bantu mereka agar bisa hidup lebih layak dan lebih tenang, tanpa harus terus hidup dalam kekhawatiran setiap hari.
Halo #TemanKebaikan !
Lihat dan rasakan kebaikan dari kamu yang #BeneranBerdampak untuk semua di link berikut ini ya:)
https://sajiwafoundation.org/publications/sajiwa-news
Mengapa Sajiwa Foundation?
1. Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
2. Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
3. Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
4. Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
5. Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
https://sajiwafoundation.org/
Jl. Atlas Raya No.21, Babakan Surabaya, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40281
02220504715
Hubungi kami jika kamu ingin berkolaborasi lebih lanjut ke nomor resmi ini ya :)
085174166464

Bantu Perjuangan Ibu Tunanetra untuk 4 Anaknya
terkumpul dari target Rp 90.000.000