Tak Bisa Operasi Dipaksa Tahan Sakit Tumor Ganas
terkumpul dari target Rp 160.000.000
“Ngerasa nggak sakit kalau habis minum obat pereda sakit aja Kang, kalau efek obatnya udah habis, kerasa lagi.. Sakit.. Sakitnya banget, sakit kepala, semuanya sakit..” rintih Bu Nurhayati.
Tak terbayang seperti apa sakit teramat sakit yang dirasakan Ibu Nurhayati (52 tahun) selama 9 bulan ini. Tumornya terus membesar di bagian wajah sebelah kanannya sampai 1 mata hampir tak berfungsi dan 1 telinga tak bisa mendengar lagi karena habis tertutup.
Tak pernah disangka sebelumnya, benjolan kecil di leher yang tak terasa sakit hingga kini berujung tragis.
“Awalnya hanya sebesar kelereng di leher Kang, nggak kerasa sakit sama sekali. Tadinya mau periksa ke dokter karena sampet takut kenapa-napa, tapi boro-boro ke Dokter.. Untuk makan sehari-hari aja susah.. Akhirnya saya diemin aja, tanpa obat sama sekali.. Saya nggak pernah nyangka kalau benjolan ini tuh tumor ganas yang bisa terus membesar sampai kerasa sakit banget kaya sekarang..” Ujar Ibu sembari menangis menahan sakit.
Kondisi tumor sudah lebih dari sebesar kepala pun masih Bu Nurhayati biarkan tanpa pengobatan sama sekali karena tak miliki biaya itu.. Sehari-hari hanya bisa menahan sakit sembari berdoa berharap keajaiban datang untuk kesembuhannya.
2 hari ini Bu Nurhayati sedang berada di rumah sakit. Bukan karena sudah miliki uang yang cukup, namun beberapa hari kebelakang beliau alami jatuh pingsan di kamar mandi karena tak sanggup lagi menahan sakit di kepalanya..
“Saya kira lagi tidur Kang karena nggak ada suaranya.. Sewaktu saya mau ke kamar mandi kaget lihat ibu tergeletak.. Keadaan udah pingsan, kepalanya kebentur. Saya bener-bener takut ibu kenapa-napa..”
“Gak pikir panjang, saya langsung manggil warga buat bantu bawa ibu ke rumah sakit soalnya saya nggak punya uang sepeser pun untuk ongkos.. Hari itu bos nggak minta saya buat jualin sayurnya..”
Yaa.. Suami Bu Nurhayati adalah seorang penjual sayur atau buah-buahan yang bisa bekerja jikalau ada permintaan dari bosnya. Penghasilan sehari tergantung dari banyaknya dagangan yang terjual, ujarnya tak jarang hanya cukup untuk 1 kali makan saja.
“Karena itu Kang saya nggak bisa bawa Ibu berobat.. Kadang saya juga sering ngerasa bersalah, pernah satu waktu saya ajak Ibu berobat, untuk biaya saya bilang pinjam dulu ke tetangga.. Tapi ibu selalu bilang ‘nggak usah pak, mending untuk sehari-hari aja’. Ini pun harusnya Ibu ada tindakan operasi, tapi biayanya mahal banget saya nggak sanggup.. Ibu pun selalu minta untuk pulang aja katanya gapapa tahan sakit..”
#TemanKebaikan entah harus menunggu berapa lama lagi Bu Nurhayati menahan sakit tumor ganasnya yang hingga kini ukurannya terus membesar. Bu Nurhayati membutuhkan uluran tangan baik dari kita untuk kesembuhannya Kak.. Maukah kamu membantunya?
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Tak Bisa Operasi Dipaksa Tahan Sakit Tumor Ganas
terkumpul dari target Rp 160.000.000