16 Tahun Tahan Sakit Ibu Hanya Penjual Kopi
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Ibu Susi (54 thn) merupakan sosok ibu yang tangguh sebagai penjual kopi pinggiran yang sedang berjuang merawat anaknya yang mengidap kelainan saraf juga benjolan di hidung. Sang anak, Ridho (16 thn) mengidap kelainan saraf sejak usianya 8 bulan.
“Ridho bener-bener gak bisa berdiri dan jalan Kang, malah gak jarang suka kejang, belum nafasnya juga kesusahan karena benjolan di hidungnya.. Suka ingin nangis kalau liat Ridho kejang sekaligus kesusahan nafasnya..” Lirih Bu Susi.
Ibu Susi berjuang seorang diri sekaligus merangkap sosok ayah. Suaminya sudah lama pergi entah kemana dan tak pernah kembali.
“Semoga saya kuat jalaninnya Kang, sebisa mungkin Ridho harus sembuh..” Ujar Ibu Susi
Ibu Susi tak pernah mengenal lelah, semua ia lakukan demi bisa menyembuhkan anak terkasihnya. Pagi-pagi buta Ibu Susi harus memandikan dan menyuapi anaknya makan sembari menyiapkan dagangan yang akan beliau jajakan.
Pukul 8 pagi sampai 5 sore terus berdiam diri di tepi jalanan sembari menggendong Ridho berharap dagangan kopinya laku terjual agar segera bisa membawa Ridho ke rumah sakit.
“Ridho saya bawa pergi jualan bukan supaya orang kasihan sama saya Kang, saya takut Ridho dirumah kejangnya kambuh. Dulu pernah sekali saya tinggal, badannya penuh di kerumunin semut karena habis makan-makanan manis, saya gak tega..” Tangis Bu Susi.
Bu Wati selalu merasa bersalah pada Ridho karena keterbatasan ekonomi, Bu Wati tidak bisa membawa Ridho untuk berobat dan terapi lagi. Bahkan untuk membeli obat dan vitamin pun uangnya tidak cukup.
Seharusnya Ridho bisa mengonsumsi obat, vitamin, dan makan makanan yang bergizi. Namun apa daya, Bu Wati hanya bisa memberikan Ridho makanan seadanya saja.
"Seringnya nasi dan tahu Kang, Alhamdulillah.." Lirih Bu Susi
Belum lagi setelah musibah kebakaran yang menghanguskan rumahnya, buat Ridho dan Bu Wati kini hanya menumpang.
#TemanKebaikan, yuk bantu ringankan beban Bu Wati dan Ridho. Uluran tanganmu akan sangat berarti untuk mereka.
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
16 Tahun Tahan Sakit Ibu Hanya Penjual Kopi
terkumpul dari target Rp 60.000.000