Suami Lumpuh Anak ODGJ Mak Sari Berjuang Seorang Diri
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Tak terbayang, puluhan tahun sudah Abah Maman (80) lumpuh dan hanya bisa berjalan mengesot. Puluhan tahun pula Mak Sri (70) kumpulkan upah Rp500 perak dari setiap gorengan yang terjual.
Di usia yang sudah sangat renta, Mak Sri masih harus berjuang keras. Tapi miris, sekeras apapun perjuangannya, tetap saja menu makanan sehari-hari Abah Maman dan Mak Sri hanya nasi pakai garam ataupun terasi.
Sungguh bertubi-tubi cobaan hidupnya, seolah tak pernah diberi nafas sedikitpun, anak yang menjadi harapan di masa tua Abah dan Emak justru kini alami gangguan jiwa. Tak jarang rusaki rumah dan celakai orang lain. Buat Emak keteteran harus mengganti rugi..
“Sedih Emak mah suka nangis, Emak buat makan aja susah da penghasilan dari 1 gorengan cuma 500 perak, ini ditambah Emak harus ganti rugi ke orang lain yang rumahnya dirusakin atau dicelakain sama anak Emak. Harusnya uang ganti rugi bisa untuk beli obat Abah, kasian suka kesakitan kalau malem. Tapi da tetep Den hati Ibu ke anak mah beda, Emak tetep sayang..” Lirih tangisnya.
Abah rela tahan sakit kakinya setiap malam, demi biaya ganti rugi yang dirusaki anaknya selesai dan tak miliki hutang apa-apa.
“Gak beli obat atau berobat, cuman di pijitin Emak.. Kadang Abah teh kasian, Emak seharian udah capek ketambah malemnya capek juga mijitin Abah..” Ujar Abah.
Sedih, belum lagi semua itu mereka lalui bersama di dalam petakan yang hanya 2x2 meter saja. Tempat sempit tak layak yang justru sering jadi sarang tikus saat mereka terlelap tidur.
“Ini tanah orang, Emak sama Abah numpang. Tapi kemarin-kemarin yang punya nya ngomong baik-baik sama Emak buat bisa atau ngga kalau pindah, soalnya mau di bangun rumah lagi.. Gak tahu Emak Abah harus tinggal dimana nanti..” Ujar Mak Sri.
“Mak suka sedih liat abah. Sedih juga sama hidup Mak yang kayak gini. Tapi Abah suka ingetin untuk jangan lupa bersyukur,” ungkap Mak Sri sambil menyeka matanya.
#TemanKebaikan, begitu berat cobaan yang dilalui Emak dan Abah setiap harinya, maukah kamu berbagi kepada mereka agar bisa makan dan hidup dengan layak?
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Suami Lumpuh Anak ODGJ Mak Sari Berjuang Seorang Diri
terkumpul dari target Rp 60.000.000