Usia 1 Abad Aki Omo Jual Bambu Untuk Hidup
terkumpul dari target Rp 60.000.000
“Pegel Den sakit bawa bambu ini teh berat pisan.. Makannya Aki mah cuma bisa jalan sedikit sedikit.. Udah mah harus bisa nyeimbangin si bambunya da kalau gak seimbang pasti jatoh, sampe waktu itu pas bambunya jatoh Aki juga kebawa jatoh, Aki ketimpa bambunya sampe pingsan kulitnya robek terus dijait 8 jaitan..” Ujar Aki Omo dengan nada khas sundanya.
Saat kami mencoba memanggul 3 bambu itu di pundak dan baru berjalan sedikit saja rasanya tak kuat, pundak benar-benar sakit saking beratnya, bahkan Aki mengakui berat 3 bambu itu seberat 60 Kg! Bayangkan.. Kami saja yang masih muda dan bisa berjalan normal seperti biasanya tak kuasa, apalagi Aki Omo usianya sudah 101 Tahun, tubuhnya kecil, jalan sudah terseok-seok, tangan dan kaki sudah gemetar, tapi setiap hari harus berjualan mengangkut 3 bambu berat itu di pundaknya demi terus bisa menyambung hidupnya.
Beban berat yang dibawanya benar-benar tak sebanding dengan upah yang di dapatkan Aki Omo. Ujarnya,
“Paling besar 30 ribu Den, seringnya mah ditawar sampe harganya kecil banget, Aki suka cuma dapet keuntungan 10 ribu aja.. Kadang Aki juga pengen nangis kalau masih ada yang nawar, tapi da gimana kalo jualannya gak ada yang beli, hari itu meren Aki teh gak akan bisa makan..”
Kami yang mendengarnya seketika meneteskan air mata, tak tega rasanya.. Kakek berusia 101 tahun itu harus berjuang begitu pedih terlebih dahulu untuk sekedar bisa makan setiap hari.
Tak hanya satu tahun dua tahun Aki berjualan bambu ini dijalanan, tapi sudah 50 tahun lamanya.. Sehingga pantas jika Aki mengeluh pada kami pundak, pinggang, juga kakinya sering terasa sakit yang amat sakit jika malam hari. Tak pernah diobati karena tak ada biaya, Aki hanya bisa berpasrah dengan kesakitannya sembari memijat sedikit demi sedikit menggunakan tangannya.
Lanjut kami bertanya, “Dirumah tinggal dengan siapa Ki?”
Aki menjawab, “Nggak ada siapa-siapa Den, Aki tinggal sama 12 kucing aja dirumah, mereka teh kaya malaikat penjaga Aki da kalo Aki sakit teh suka pada diem disebelah Aki.. Ada satu kucing mah suka mijit kecil kecil.. Aki teh kadang suka ketawa sendiri liat tingkah mereka..”
Aki Omo menjalani hidup seorang diri di rumah yang jauh dari kata layak. Ketika hujan, air masuk dari segala arah. Aki juga tidak memiliki kamar mandi, untuk mandi, beliau harus berjalan terlebih dahulu ke WC umum. Listrik yang digunakan Aki pun masih menumpang dari rumah tetangga karena tak miliki listrik sendiri.
Hidupnya jauh dari kata senang, tapi Aki selalu mensyukuri hidupnya, Lirihnya..
“Aki nggak pernah takut kurang rezeki Den da Alhamdulillah ada aja rezeki mah dari mana aja. Kalo dagangan nggak laku juga, ya pulang aja mungkin Allah teh nyuruh Aki untuk ibadah puasa. Aki mah gak mau Den minta-minta, Aki gak mau repotin orang-orang. Ya intinya do’ain aja ya Aki teh sehat seterusnya..”
#TemanBaik sudah bertahun-tahun Aki Omo merasakan pedih berjuang dijalanan untuk sekedar bisa menyambung hidupnya. Saat ini giliran kita yuk bahagiakan Aki disetiap detik masa tuanya!
Nantinya, donasi yang terkumpul akan di gunakan untuk memenuhi kebutuhan Abah Omo, juga mendukung pejuang berdaya berupa modal usaha untuk para lansia lainnya.
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Usia 1 Abad Aki Omo Jual Bambu Untuk Hidup
terkumpul dari target Rp 60.000.000