Lansia Tahan Sesak Terus Kerja 24 Jam
terkumpul dari target Rp 160.000.000
Setiap hari kamu kerja berapa jam?
Di tempat yang nyaman dengan kursi yang empuk bukan?
Kalau sakit tetap bekerja atau istirahat dirumah?
Jika pertanyaan itu di jawab oleh Abah Udin, Abah Udin akan menjawab..
“Setiap hari Abah kerja 24 jam, berangkat jam 6 pagi sampai besok jam 6 pagi lagi Den…”
“Berjam-jam Abah duduk di atas perahu ini sambil nunggu ikan masuk ke jaring, setiap 15 menit sekali Abah ngeluarin air yang masuk ke perahu karena perahunya banyak yang bocor, kalau kepanasan atau kedinginan mah udah biasa Den Abah tahan..”
“Udah lama Abah punya Asma akut, tapi Abah harus tetep kerja kaya gini Den, soalnya kalau ngga maksain, keluarga dirumah ngga akan bisa makan, terus Abah juga gak bisa beli obat Asma. Biasanya suka kambuh tuh pas tengah malem mau ke subuh soalnya lagi dingin-dinginnya, dada suka kerasa berat batuk juga gak berhenti-behenti..”
Pedih bukan? Saat seharusnya di usia Abah yang sudah menginjak kepala 7 dapat beristirahat dirumah sembari duduk di kursi goyang meminum kopi atau teh hangatnya. Ini Abah Udin justru harus terus berjuang mencari nafkah demi dirinya dan keluarganya terus bisa bertahan hidup.
Malu rasanya sering mengeluh, padahal jika di bandingkan lelah kami bekerja tak ada apa-apanya..
Mungkin di benak kalian juga bertanya-tanya, “Kenapa jaringnya tak ditinggal saja dan diambil keesokan harinya supaya tidak perlu lelah menunggu dan tidak perlu lelah mengeluarkan air yang masuk ke dalam perahu?” “Kenapa harus di tunggu?”. Kami pun berpikiran hal yang sama, tapi Abah menjawab,
“Abah juga pengennya gak usah di tunggu seharian Den, pasang jaring terus pulang kerumah dulu nanti besok baru di ambil.. Tapi waktu Abah coba beberapa kali, tiap pagi jaringnya selalu ilang karena ada yang nyuri..”
Abah juga bercerita pernah tenggelam di tengah danau karena perahunya bocor. Pernah juga, karena saking lelah dan dinginnya malam itu, Asma Abah kambuh sampai Abah terjatuh, ungkap Abah,
“Alhamdulillah selalu ada yang liat Abah setiap kejadian apa-apa, kalau engga kayanya Abah gatau sekarang masih hidup atau engga..”
Hasil tangkapan ikan yang Abah dapat biasanya berkisar 1 atau 2 kilo saja. Tapi Abah bilang seringnya hanya dapat 1 kilo, sedangkan 1 kilo ikan itu hanya dihargakan Rp15 ribu saja. Perjuangannya begitu keras, tapi hasil yang di dapat tak sebanding rasanya..
Terlebih setelah sampai dirumah pun Abah tak bisa langsung beristirahat. Abah harus memberi makan juga merawat adiknya yang terkena gangguan jiwa.
#TemanKebaikan, sampai saat ini Abah Udin pun belum pernah jalani pengobatan karena keterbatasan biaya, padahal penyakit yang di deritanya kian hari kian memburuk. Maukah kamu bantu Abah bisa berobat dan penuhi kebutuhan sehari-harinya agar tak perlu lagi bekerja?
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Lansia Tahan Sesak Terus Kerja 24 Jam
terkumpul dari target Rp 160.000.000