Ingin TV Abah Buat Dari Kardus Bekas Rongsok
terkumpul dari target Rp 185.000.000
Halisnya bahkan sudah berwarna putih semua, wajahnya penuh keriput, tubuhnya bungkuk, langkahnya terseok-seok dan pincang karena memiliki kelainan pada kakinya. Namun Abah Jaya dan Emak Acih terus saja berkeliling tempuh puluhan kilo mencari botol-botol bekas untuk bekal mereka melanjutkan hidup.
Benar-benar miris, diusia Abah Jaya yang sudah 80 tahun dan Emak Acih mereka masih harus menggunakan tubuh rentanya untuk bekerja keliling mencari barang-barang rongsokan setiap hari demi bisa membeli sesuap nasi.
Padahal keduanya miliki kelainan, tapi tak pernah mengeluh sedikitpun atas itu. Abah derita kelainan di kakinya, seringkali kesulitan untuk sekedar berjalan, juga Mak Acih derita kelainan di matanya, seringkali terasa nyeri tak tertahankan.
“Emak sama Abah mah udah nerima Kang kondisi kayak gini. Cuman sedihnya akhir-akhir ini sering banget di anggap orang gila sama anak-anak. Mereka suka pada lari sambil teriak ‘orang gila’. Mungkin selain karena kondisi kaki Abah dan mata Emak yang kayak gini, karena baju kita juga yang keliatan kotor dan compang camping..” Lirih Abah terbata-bata.
Setelah mendengar kalimat itu, kami benar-benar tak kuasa menahan tangis. Abah dan Emak adalah sosok paling sabar yang pernah kami temui.
Setiap hari, Abah dan Emak keliling puluhan kilo mencari botol bekas yang nantinya akan dijual lagi. Cerita Abah dalam sehari biasanya hanya mendapatkan satu karung botol bekas saja. Ketika dijual satu karung bekas itu harganya cuma 5 ribu saja, 5 ribu bahkan tak cukup untuk membeli satu bungkus nasi.
Tak jarang, Abah dan Emak sampai harus makan satu bungkus berdua. Itupun hanya sekali dalam sehari. Apalagi ketika satu hari Abah tidak bisa mendapatkan satu karung botol bekas, beliau terpaksa tahan lapar dan menganggal perut kosongnya itu dengan air minum saja!
Yang buat menyayat hati, saat kami antar Abah dan Emak pulang kerumahnya. Kondisi rumahnya benar-benar jauh dari kata layak.
Ujar Abah saat pertama kali kami lihat rumahnya,
“Yaa.. begini rumah Abah mah Kang, Abah suka malu kalau ada yang mau mampir kerumah, gak bisa Abah suguhin apa-apa, duduk juga di karpet tipis ini, kotor Kang. Ini juga rumah dibikinin sama warga Alhamdulillah, dulu mah Abah nggak punya rumah Kang..”
Hanya tangis dan anggukan kepala yang bisa kami jawab. Apalagi saat tahu cerita tentang kardus bergambar TV yang Abah pajang di dindingnya.
Saat kami tanya, “Kenapa ini ditempel di dinding Bah?”
Jawab Abah, “Oh ini..” (Sembari tertawa) “Ini TV bisa nyala Kang, tapi cuma Abah yang bisa lihatnya.. Abah kadang suka bayangin TVnya nyala terus Abah lagi nonton bola, soalnya Abah mah dari kecil gak punya TV Kang. Jadi ya gini pake TV dari kardus yang Abah temuin waktu ngerongsok sama Emak..”
Sedih sekali.. Kami bahkan tak bisa membayangkan hidup rumit seperti apa yang setiap hari harus Abah rasakan. #TemanKebaikan, kami ingin sekali membahagiakan Abah. Maukah kamu ikut membahagiakannya juga?
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Ingin TV Abah Buat Dari Kardus Bekas Rongsok
terkumpul dari target Rp 185.000.000