Diterlantarkan Ayah Ibu Seorang diri Kakek Hidupi Cucu
terkumpul dari target Rp 200.000.000
“Deden lahir dengan kepala besar gini dari usianya 4 bulan. Bapaknya nggak mau nerima keadaan Deden. Nggak lama dari situ Ibunya diceraikan. Dikira Abah, Ibunya mau rawat anak kandungnya ini, tapi ternyata Ibunya juga pergi gitu aja..” Lirih tangis Abah Aan.
Miris, 20 tahun berlalu..
Deden, anak yang tak diterima oleh orang tuanya ini akrab dipanggil Deden. Hidrosefalus yang tak pernah diobati, membuat saraf otaknya makin tidak normal dan membuat tubuhnya lumpuh hanya bisa tiduran.
Tak ada lagi yang ikhlas rawat Deden dengan penuh kasih terkecuali kakeknya yang sudah renta, Abah Aan.
Diusianya yang sudah senja, Abah Aan (70 tahun) dengan postur tubuh yang sudah bungkuk dipaksa untuk terus kuat menggendong Deden dari tempat tidur, mandi, makan, hampir semua kebutuhan Deden.
Sebelum berangkat bertani, Abah selalu menyiapkan sepiring nasi dengan garam, juga segelas air minum yang disimpan disamping Deden.
“Takutnya Deden lapar atau haus, Abah soalnya kerja dari pagi sampe sore..” Lirih Abah.
Sesekali Ibunya sering datang. Tapi hanya untuk menengok dan kembali bilang, “Tidak mau ngurus.”
“Padahal apa salah Deden, Deden juga kalau bisa milih pasti nggak mau lahir dengan kondisi kaya gini. Suka ikut sedih Abah mah..” Ujar Abah.
Mengingat kondisi tubuhnya yang tak sekuat dulu, Abah pun mengaku sudah lelah untuk terus bekerja jadi buruh tani. Terlebih perbulan Abah hanya dapatkan 160 ribu saja. Dihitung-hitung, sehari Abah dan Deden bertahan hidup dengan 5 ribu saja.
Sontak kami menangis, di jaman ini 5 ribu cukup untuk membeli apa?
Bahkan ucap Abah,
“Seringnya tahan lapar daripada makan..”
Apalagi selama ini mereka bertahan di gubuk kayu yang lantai kayunya pun banyak yang rapuh dan berlubang. Terlihat hanya ditutup kain dan terpal bekas terbatas.
#TemanKebaikan, begitu besar ujian Abah Aan diusia senjanya. Karena itu, kami ingin sekali bahagiakan beliau. Abah sampaikan impiannya ingin punya usaha agar Abah tak lagi harus pergi bertani dan meninggalkan Deden sendirian di rumah. Maukah kamu wujudkan impian Abah Aan bersama kami?
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Diterlantarkan Ayah Ibu Seorang diri Kakek Hidupi Cucu
terkumpul dari target Rp 200.000.000