Rumah Layak Untuk Ustad Pejuang Difabel
terkumpul dari target Rp 200.000.000
“Orang itu gampang bilang sabar, padahal belum diuji. Kalau bilang sabar tapi ketika diuji masih caci-maki Allah, itu sabar yang murahan”
Itulah Ustad Abu Bakar, seorang hafidz 30 juz kelahiran Bima, NTB yang pantang menyerah. Ia terlahir dengan tangan dan kaki yang tak sempurna, dan menjalani hidup seperti itu hingga kini. Tapi hidupnya yang ‘keras’ justru membuatnya tangguh. Ia berangkat ke Jakarta tanpa modal untuk menghafal, lalu setahun kemudian kembali dengan hafalan Qur’an 30 juz.
Meski cita-cita menjadi hafidz telah tercapai, ia tak berhenti di sana. Ustad Abu Bakar membuka lembaran baru dengan mengajar di pesantren pelosok Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat. Sebetulnya, kontur daerah tersebut yang berbukit-bukit tidak ramah bagi fisiknya. “Kadang kena paku, beling, dan air mata keluar dengan sendirinya”. Tapi ia tak mengeluh. Bahkan dari tangannya, ia sudah berhasil mencetak 40 hafidz dan hafizah.
Miris sekali, dengan penghasilan mengajarnya yang sangat minim, Ustad Abu Bakar tak punya tempat tinggal sama sekali. “Saya sering tidur di mihrab masjid, bersama buku-buku saya”. Padahal, apresiasi yang pantas ia dapatkan seharusnya lebih daripada itu.
Apalagi jaraknya yang jauh dengan tempat mengajar membuat Ustad Abu harus ‘berjalan’lebih jauh tanpa alas kaki.
Sahabat, yuk hadiahkan tempat tinggal untuk Ustad muda pejuang difabel ini! Kamu bisa membantunya dengan klik DONASI SEKARANG. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk membangun atau mencarikan tempat tinggal sederhana yang layak untuk Ustad Abu. Minimal, kita bisa patungan kontrakan untuknya.
Ustadz Abu telah menjalankan usahanya, bisa jadi kitalah rezekinya.
Terima kasih atas kepedulianmu, Sahabat!
Dana yang terkumpul akan disalurkan untuk bantuan pembangunan Ustadz Abu dan juga apresiasi untuk Ustadz lainnya yang membutuhkan.
Rumah Layak Untuk Ustad Pejuang Difabel
terkumpul dari target Rp 200.000.000