Nekat Berhutang Demi Selamatkan 70 Kucing Jalanan
terkumpul dari target Rp 70.000.000
Diliputi rasa ragu dan malu, Bu Ani dengan hati-hati membawa kucing yang terluka parah namun masih bernafas ke dokter hewan terdekat. Setiap langkah yang diambil penuh kehati-hatian, karena kucing itu mengalami luka yang cukup serius.
Sesampainya di klinik, pihak dokter hewan pun memeriksa kondisi kucing tersebut, namun situasinya sangat terbatas. Baik Bu Ani maupun pihak klinik tidak dapat melakukan banyak tindakan karena keterbatasan biaya yang mampu bu Ani beri.
Cuman satu yang selama ini jadi persoalan, “Bu Ani mau ngutang lagi buat obat kucing ini?”
Bu Ani telah berkali-kali terpaksa berhutang demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Tak bisa dipahami nasib seperti apa yang terus menghantamnya. Dengan pekerjaannya sebagai seorang sales yang hanya menerima upah sebesar 24 ribu rupiah jika tidak mencapai target, hidupnya terasa berat.
Namun, di tengah semua itu, seolah takdir selalu membawa Bu Ani bertemu dengan kucing-kucing malang yang terluka, kelaparan, dan bahkan sekarat. Di dalam hati, ia terus bertanya, apakah ia tega membiarkan makhluk-makhluk kecil itu menderita tanpa pertolongan?
Selama enam tahun terakhir, jumlah kucing yang Bu Ani selamatkan terus bertambah hingga kini mencapai 70 ekor, semua tinggal di gubuk kecilnya. Tempat tidur yang dulunya miliknya kini sudah bercampur dengan kasur-kasur kecil untuk kucing-kucing itu. Rumahnya benar-benar telah berubah menjadi "rumah kucing." Bu Ani tak sanggup membayangkan harus kembali ‘membuang’ kucing-kucing yang telah diselamatkannya dan memberinya kasih sayang.
Berbagai upaya telah dicoba, dari bekerja keras hingga mencari bantuan dengan mendatangi komunitas pencinta kucing. Namun, kenyataan yang sering terjadi adalah Bu Ani pulang tanpa hasil, dengan tangan kosong, tanpa bantuan yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan kucing-kucing malang tersebut.
"Saya sering dimarahi karena terus meminta bantuan," ujar Bu Ani dengan nada getir. Padahal, kondisi 70 kucing yang ia selamatkan di rumahnya sangat membutuhkan uluran tangan. Di antara mereka, ada berbagai jenis kucing dengan beragam penyakit yang ditemukan Bu Ani di jalanan. Beberapa dari kucing itu bahkan adalah kucing ras dengan kalung, yang menandakan bahwa mereka pernah memiliki pemilik. Namun, tubuh mereka yang kurus dan terlantar menjadi bukti bahwa mereka telah dibuang.
"Lukanya parah, ada yang infeksi, sampai kulit mereka dipenuhi koreng. Ada juga yang matanya tertutup, tidak bisa dibuka karena penyakit mata. Saya terpaksa membiarkan mereka seperti itu karena tidak ada biaya untuk membawa mereka ke dokter," jelas Bu Ani dengan penuh kesedihan. Meski belum mampu memberi perawatan medis yang layak, Bu Ani selalu berusaha memenuhi kebutuhan pangan kucing-kucing tersebut. Mereka diberi makan seadanya—nasi dicampur dengan ikan tongkol—yang jauh lebih murah daripada makanan kucing khusus yang sebenarnya mereka butuhkan.
Pernah suatu hari, atap rumahnya bocor di banyak tempat saat hujan deras mengguyur. Bu Ani hanya bisa pasrah, tak ada daya dan upaya yang bisa ia lakukan. Semua uangnya telah ia habiskan, rela dibagi antara keperluan pribadinya dan kebutuhan para kucing malang itu.
"Saya hanya tidak tega," kata Bu Ani, air matanya hampir menetes. "Kalau saja saya punya banyak uang, saya tidak akan berpikir dua kali. Semua kucing yang terlantar akan saya bawa, saya rawat, dan saya obati di dokter. Tidak ada yang akan saya biarkan menderita."
#TemanKebaikan dan pecinta kucing, yuk kita bantu bu Ani agar kucing-kucing yang telah ia selamatkan tidak terancam kembali ke jalanan! Bu Ani hanya ingin kucing-kucingnya hidup sehat dan tidak lagi disiksa.
Nekat Berhutang Demi Selamatkan 70 Kucing Jalanan
terkumpul dari target Rp 70.000.000