19 Tahun Tak Henti Berjuang Untuk Anaknya
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Sejak didalam kandungan ibu sudah terdeteksi bahwa Riyan akan lahir dengan kelainan. Namun ibu tetap memutuskan untuk melahirkan Riyan kedunia. Sampai hari Riyan lahir, tangis ibu pecah penuh kebahagiaan. Melupakan fakta bahwa kondisi Riyan sangat berbeda dari yang lainnya.
Namun semakin hari kondisi Mohamad Riyan (19 tahun ) semakin mengkhawatirkan. Tubuhnya kaku dan tangisannya senantiasa terdengar setiap saat.
Tak ada yang bisa ibu lakukan selain terus berdoa dan mengusahakan sebisa mungkin untuk kesembuhan Riyan.
"Sakit hati ibu kalau mendengar tangisan Riyan. Ibu tidak tahu harus apa yang ibu lakukan. Ibu tahu Riyan kesakitan, tapi ibu juga tidak tahu apa yang harus ibu lakukan..." Ungkap Ibu kokom dengan mata berkaca-kaca
"Kalau ibu punya uang, ibu mau membawa Riyan berobat. Tapi uang dari mana? Jangankan membawa Riyan untuk berobat. Untuk makan sehari-hari pun kadang ada kadang tidak ada." Lanjutnya lagi
Kini kondisi Riyan semakin terpuruk. Tubuhnya semakin kaku dan tidak bisa berjalan. Matanya buta tak bisa melihat. Hanya tangisan yang kini terus mewarnai rumahnya setiap hari.
Jadi setiap hari ibu dan ayahnya membawa Riyan kerja ke kebun. Ayahnya setiap hari menggendong Riyan menggunakan kain jarik. “kasian kalua ditinggal kerja sendiri di rumah, Riyan gak bisa ngapa-ngapain dan gak bakal ada yang rawat kalo di tinggal,” ungkap ibu Riyan.
Akhirnya kini 19 tahun sudah Riyan harus berjuang menahan rasa sakitnya dirumah. Dan sampai saat ini belum bisa berobat, karena terkendala biaya.
Ayah dan ibu Riyan berprofesi sebagai petani yang bekerja di ladang tetangga dengan penghasilan yang tak menentu. "Kalau ada yang nyuruh mencangkul sawah kadang suka dikasih 40 ribu. Tapi itu pun tidak setiap hari, ya alhamdulillah yang penting keluarga bisa makan." Ungkap pak Suwita ayahanda Riyan
Jika tak ada yang menyuruhnya ke ladang, ibu kokom suka jual sayuran yang diambilnya dibelakang rumah. Itu semua dilakukan demi bertahan hidup bersama keluarga kecilnya.
"Yang penting Riyan bisa makan, apapun akan saya lakukan." Ungkap ibu koko.
Ibu Riyan pun bercerita jika memiliki modal ingin membuat warung di rumah agar tidak harus ke kebun sambal membawa riyan, jadi bisa merawat Riyan di rumah.
#TemanBaik, sebenarnya Riyan sangat butuh biaya terapi dan nutrisi yang memadai. Karena 19 tahun adalah kurun waktu yang terlalu lama untuk penyakitnya. Kita bisa membantu Riyan dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki, agar tangisan Riyan bisa reda.
19 Tahun Tak Henti Berjuang Untuk Anaknya
terkumpul dari target Rp 50.000.000