MAAF IBU AYAH! ANDAI AKU NORMAL SEPERTI BOCAH LAINNYA!
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Hai SahabatKU… Namaku Albi Reka Widana. Usiaku kini telah menginjak 11 tahun, namun seperti yang kalian lihat kondisi ku sangatlah tidak normal. Tidak seperti bocah lainnya yang seusia denganku, tubuhku sangatlah kecil begitu juga dengan wajahku, terlihat sangat mencolok seperti wajah orang yang sudah berusia 20 hingga 30 tahun.
Dua tahun silam aku masih bisa berlarian kesana kemari loh, bermain dengan bocah-bocah lainnya seperti pada umumnya, sampai aku terserang demam yang begitu hebat sampai membuat kedua orang tuaku panik, hingga seperti inilah aku sekarang. Jangankan untuk berlarian seperti dulu, duduk pun aku tidak bisa bahkan hingga berbicara dan mengeluarkan suara juga tidak bisa. Hanya menjadi beban untuk kedua orang tua saja yang aku dapat lakukan saat ini. ANDAI AKU NORMAL SEPERTI BOCAH-BOCAH LAINNYA, pasti kedua orang tuaku akan sangat bahagia, aku ingin sekali bisa membantu Ibuku bekerja, memotong Basreng dan melipat baju. Berlarian kesana kemari membuat ibuku marah padaku karena baju yang ku pakai kotor. AKU JUGA INGIN NORMAL SEPERTI BOCAH-BOCAH LAINNYA!
Mungkin itu yang ingin dikatakan Reka kepada kami lewat tatapannya saat kami sambangi Ia dan keluarga dirumahnya.
Penyakit ku yang belum diketahui ini membuat kami juga kebingungan dengan apa yang dialami bocah berusia 11 tahun seperti ku, sekilas mungkin terlihat seperti difabel namun sekilas juga terlihat seperti mengalami suatu syndrom. Selama ini aku belum pernah dibawa ke fasilitas kesehatan dengan peralatan lengkap, karena ekonomi kedua orang tua ku juga yang memprihatinkan.
“Kadang buruh cuci, setrika, buruh potong basreng juga. Lumayan buat tambah-tambah, selain buat bekal berobat Reka kalau panas kayak waktu itu, bisa juga buat sehari-hari. Paling besar 50 ribu upahnya, nggak setiap hari tapi lumayan.” Ucap Bu Cholipah.
Ibuku bernama Cholipah (38), seorang buruh serabutan sekaligus ibu rumah tangga, karena kondisiku yang harus selalu dipantau membuat Ia harus mencari tambahan untuk kebutuhan ekonomi keluarga, bahkan jika mendapatkan pekerjaan yang mengharuskan meninggalkan rumah, Ia bekerja sambil membawaku. Buruh Cuci, Buruh Potong dan lain-lain, Ia lakukan demi membantu perekonomian keluarga dan juga kesembuhanku, meski upah yang Ia terima tidak banyak. Cita-citanya hanyalah ingin aku sembuh dan seperti anak-anak lain pada umumnya.
“Iya sedih, liat 2 tahun lalu anaknya bandel suka lari sana lari sini, sekarang ya Cuma bisa gini aja. Dia (Reka) bisa lihat, tapi gak bisa dengar juga, Cuma bisa duduk gitu… nangis enggak, ya gitu aja.”
Ayahku bernama Abdul (43), bekerja sebagai buruh tambak ikan, penghasilannya yang jauh dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari membuatnya bekerja lebih ekstra dari satu tambak ke tambak lainnya, karena tidak setiap hari tambak selalu panen membuatnya mengambil pekerjaan apapun bersama Ibuku agar dapat memenuhi kebutuhan harian keluarga juga kebutuhan ku yang sangat banyak.
SahabatKU… Bocah malang bernama Reka ini sangatlah membutuhkan uluran tangan dari SahabatKU semua. Mari bantu Reka untuk dapat mendapatkan perawatan yang layak, juga kebutuhan nutrisi dan bantuan pangan untuk keluarganya terpenuhi.
Dan jika SahabatKu memiliki informasi tentang orang yang perlu kami bantu dalam pembuatan galang dana seperti Reka bisa menghubungi Kami Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat melalui Nomor Whatsapps berikut ini:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia”_ (HR. Ahmad).
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha berobat Reka, penunjang kesehatan Reka, penunjang kebutuhan bulanan Reka & Keluarga, Modal usaha orang tua Reka dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para Dhuafa serta Program-program lainnya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
MAAF IBU AYAH! ANDAI AKU NORMAL SEPERTI BOCAH LAINNYA!
terkumpul dari target Rp 50.000.000