Perjuangan Siti setelah ditinggal orang tua kandungnya sendiri
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Seorang pengemudi motor nampak ugal-ugalan lewat di depan kami. Tak lama berselang ia secara segaja memukul nampan yang tengah dibawa oleh seorang gadis berseragam SMP yang tengah berjalan membawa dagangannya
Seketika dagangan gadis itu berhamburan. Kami segera berlari menghampiri gadis itu, karena pengemudi motor tadi langsung tancap gas melarikan diri. Gadis itu tampak terlihat sedih, ternyata barang dagangan yang ia bawa adalah milik tetangganya yang Ia jajakan
semenjak sang nenek sakit-sakitan kini Ialah yang menggantikan peran sang nenek menjadi pedagang keliling. Inilah pertemuan kami dengan gadis pedagang keliling yang memiliki kisah kehidupan yang sangat menyentuh hati.
Sejak usia 8 bulan, Siti Julaeha (13) dibesarkan oleh Nenek Eti (72) yang sejatinya tak memiliki hubungan darah. Namun dengan penuh kasih sayang nenek Eti merawat Siti hingga besar.
Itulah mengapa Siti sangat menyayangi Nenek Eti yang baginya adalah Ibu sekaligus Nenek, karena baginya ia adalah satu-satunya keluarga yang selalu ada di sampingnya. Kedua orang tuanya berpisah saat ia masih berusia delapan bulan, dan mereka memutuskan untuk meninggalkan Siti kepada nenek Eti.
Selama ini ia baru dua kali bertemu dengan ibu kandungnya, itupun setelah ia cukup dewasa. Begitu pula dengan sang ayah yang jarang sekali bertemu dengan dirinya. Jauh dilubuk hatinya, ada keinginan ia untuk bisa berkumpul dengan kedua orang tuanya. Namun ia hanya bisa menahan keinginannya itu di dalam hati.
Nek Eti bukanlah orang yang berkecukupan, bahkan kondisi rumahnya saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Bagian samping kiri rumahnya telah rubuh, namun ia tak memiliki biaya untuk memperbaikinya. Ia hanya menutupnya dengan lembaran spanduk bekas.
Siti yang sadar akan kondisi neneknya selalu berusaha hidup sederhana. Ia tak pernah banyak menuntut, bahkan untuk sekolah ia berusaha sebisa mungkin memenuhi kebutuhannya dengan bekerja apapun yang ia bisa.
Hal ini ia lakukan sejak kecil, karena dibalik keadaannya saat ini ia sangat ingin untuk tetap bisa sekolah tinggi agar bisa merubah nasibnya dan juga membahagiakan sang nenek yang sangat ia cintai. Ia ingin bisa sekolah tinggi agar ia bisa menggapai cita-citanya menjadi seorang bidan.
Setiap hari setelah ia sekolah, Siti selalu berusaha mencari hal yang bisa ia kerjakan untuk mendapatkan penghasilan. termasuk menjadi pedagang makanan atau sayuran keliling, profesi yang dulu di geluti sang Nenek.
Jika dagangannya habis, Siti bisa membawa Rp. 10.000 meski tak jarang Siti harus pulang dengan tangan hampa bahkan pernah Ia terserempet sepedah motor bahkan seperti hari ini ada saja orang jahat yang menggangunya.
Meski tentu jauh dari cukup, namun siti sangat ingin membawa Nenek berobat Ia tak mau kehilangan neneknya, karena baginya hanya neneknya yang bisa menjadi sandaran dalam menjalani hari-harinya yang tak mudah.
"Siti ingin punya warung biar gak usah keliling-keliling ninggalin Nenek juga agar bisa menabung buat sekolah sampai Siti jadi Bidan" Ungkap siti mengutarakan impianya.
Insan Baik, Siti menanti uluran tangan kita untuk bisa menyembuhkan sang nenek dan menggapai mimpi-mimpinya. Siti berhak memiliki kehidupan yang lebih baik dan bahagia bersama sang Nenek. Uluran tangan kita akan sangat berarti bagi kehidupan mereka.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan pokok Siti dan Nenek, Terutama untuk modal usaha dan biaya pendidikan Siti. Sebagian donasi akan digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan dibawah naungan Yayasan Amal Baik Insani.
-
Amal Baik Insani Perjuangan Siti Jual Gorengan Untuk Hidupi Nenek Sakit Telah mengajak 23 orang berdonasiRp 543.085
Perjuangan Siti setelah ditinggal orang tua kandungnya sendiri
terkumpul dari target Rp 50.000.000